• Kamis, 28 Maret 2024

Festival Krakatau Monoton, Asdep Kemenpar: Kita Aja Bosan Lihatnya

Selasa, 27 Maret 2018 - 17.45 WIB
43

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kementerian Pariwisata RI meminta Pemerintah Provinsi Lampung melakukan evaluasi dan kurasi terhadap festival tahunan di Lampung yakni Festival Krakatau. Bukan tanpa alasan, Festival Krakatau selama ini dinilai berjalan tanpa ada perkembangan. Bahkan pesertanya setiap tahun semakin berkurang.

Hal ini ditegaskan Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Region I Kemenpar Lokot Ahmad Enda saat memberikan pemaparan di Bimbingan Teknis Pengembangan Destinasi Wisata di Swissbell Hotel, Selasa (27/03/2018).

“Jadi itu perlu dikurasi. Setiap event ada kuratornya, kurator itu mengatur bagaimana penampilannya, alurnya, kostum dan segala macam. Itu harus dinilai ini supaya bagus gimana, yang seperti ini kan sudah monoton,” ujar Lokot.

Dijelaskannya, Kementerian Pariwisata memiliki tim ahli untuk kurator berbagai event pariwisata di Indonesia. Antara lain Jay Subiakto, Dinan Paris dan lain-lain. Sayangnya, meski sudah puluhan kali Festival Krakatau digelar, Pemprov Lampung belum pernah meminta untuk dikurasi, justru bergerak sendiri.

“Selama ini Lampung belum pernah dikurasi. Tahun ini saya minta dibuat surat (pengajuan kurasi), biaya dari Kementerian kok. Kan, dari tahun ke tahun gitu-gitu aja. Kita aja bosan lihatnya,” tandasnya.

Tak hanya Festival Krakatau, sambung dia, berbagai festival di tanah air juga harus dikurasi, seperti Festival Way Kambas dan Sriwijaya (di Sumsel).

“Jadi ahli itu yang menentukan sesuai dengan tema setiap tahunnya, itu penting. Kelemahan dari festival selama ini karena tidak ada kurasi, dan itu tidak sekali saja, makanya dari tahun ke tahun kita masuk gitu-gitu aja,” tegas dia.

Selain itu, peserta festival juga semakin menurun. Ia mengatakan, Kementerian Pariwisata bisa menghitung jumlah peserta setiap festival karena sudah memiliki alat deteksi bekerjasama dengan PT Telkom. Yakni melalui lokasi sinyal HP.

“Kadang itu diposting, bahwa banyak yang datang. Nah, pas kita cek ternyata nggak juga. Itu kita ketahui dari sinyal handphone. Misalnya saya sekarang di Lampung, saya sudah dicatat sebagai wisatawan di sini,” tutupnya. (Tampan)

Editor :

Berita Lainnya

-->