• Rabu, 24 April 2024

Harga Kakao di Tanggamus Tembus Rp35 Ribu Tapi Produksi Menurun

Minggu, 03 Juni 2018 - 18.53 WIB
675

Kupastuntas.co, Tanggamus - Harga komoditas kakao atau cokelat di tingkat petani Kabupaten Tanggamus sejak beberapa pekan terakhir bertahan tinggi mencapai Rp35 ribu per kilogram. Tetapi produksi justru menurun akibat curah hujan yang tinggi.

Petani kakao (cokelat) di Kabupaten Tanggamus, sejak awal ramadan tahun 2018, kini bisa tersenyum manis tanda bahagia dalam menyambut kondisi membaiknya harga komoditas itu di pasaran.

BACA: Tingkatkan Sinergisitas, Polres Tuba Gelar Apel Besar Tiga Pilar Kamtibmas

BACA: Pemasangan Patok Lahan 77,08 Ha di Bunga Mayang Sempat Mendapat Larangan 

BACA: Sarung dan Jilbab Arinal-Nunik Akan Didistribusikan ke 3 Kabupaten

Seperti dirasakan petani di Kecamatan Kotaagung Timur, yang mengaku bahwa kini mereka bisa bernapas lega dan tersenyum bahagia setelah mengetahui kenaikan harga komoditas kakao atau cokelat di tingkat petani dan pedagang pengumpul.

Harga kakao di Kabupaten Tanggamus sejak awal bulan ramadhan  sudah menembus angka Rp35 ribu  per kilogram, naik dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram.

"Sebelumnya harga berkisar Rp25 ribu per kilogram itu telah bertahan cukup lama. Alhamdulillah sekarang telah melonjak naik ke posisi harga yang baik Rp35 ribu per kilogram," kata Rudi (40), petani kakao di Kotaagung Timur, Minggu (3/6).

Menurutnya membaiknya harga kakao sangat membantu petani untuk mencukupi kebutuhan keluarga selama ramadhan, menghadapu lebaran dan biaya sekolah anak-anaknya.

Kondisi ini cukup beralasan karena warga di daerah itu umumnya mengandalkan penghasilannya dari berkebun kakao.

BACA: Dishub Bantah Pungli Parkir di Pasar Tengah Dilakukan oleh Pihaknya

BACA: 300 Personil Gabungan Siap Amankan Lebaran Daerah Tanggamus

Ny. Sirli, salah seorang pedagang pengumpul komoditas perkebunan dan pertanian di Kecamatan Limau mengemukakan, naik dan membaiknya harga kakao kemungkinan disebabkan permintaan komoditas ini dari kalangan pengusaha meningkat, sedangkan ketersediaan stok di pasaran dan dipetani terbatas.

"Sejak beberapa pekan ini memang harga kakao cukup tinggi dikisaran Rp35 ribu per kilogram. Permintaan kakao dari pengusaha juga tinggi, sementara produksi buah kakao menurun," katanya

Meski demikian, ia tidak bisa memastikan sampai kapan harga kakao ini membaik minimal bertahan pada posisi Rp35 ribu per kilogram, karena komoditas tersebut termasuk jenis hasil bumi yang harganya terbilang tidak stabil.

Sementara itu, tingginya curah hujan di Kabupaten Tanggamus  bukan saja mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor, tetapi juga berdampak terhadap produksi kakao.

Wawan (45), seorang petani kakao di Kecamatan Kotaagung mengatakan, penurunan produksi kakao terjadi di musim penghujan seperti sekarang ini.

"Penurunan bisa mencapai 50 persen. Terutama karena terjadi busuk buah akibat tingginga kelembaban tanah bekas guyuran hujan,” katanya.

Meski demikian, penurunan produksi tidak serta merta membuat para petani tenggelam dalam duka. Sebab, saat ini justru terjadi tren kenaikan harga biji kakao. “Ada tren naik. Saat ini sudah di tembus Rp35 ribu per kilogram," kata dia.

BACA: Gerakan 20.000 Mahasiswa Lampung Anti Money Politic Kawal Pilkada Serentak

BACA: Jelang Idul Fitri, Warga Lamtim Resah, Pencuri Ternak Mulai Beraksi

BACA: Hadiri Buka Bersama Mitra Grab, Yusuf Kohar Minta Driver Bekerja Jujur

Tingginya curah hujan menyebabkan tanaman kakao saat ini mudah sekali terserang penyakit yang membuat banyak buahnya berjatuhan sebelum tua siap panen.

"Satu pohon paling dua buah yang bisa dipanen selebihnya berguguran sebelum dipanen," kata Ujang, petani kakao di Kecamatan Limau.

Ia menambahkan, saat ini produksi kakao juga sangat minim karena tanaman lebih banyak terserang penyakit sejak bertahun-tahun lalu. "Tanaman kakao sekarang kurang menjadi idola petani meski harganya tinggi karena rentan serangan penyakit," katanya. (Sayuti)

Editor :