• Jumat, 26 April 2024

Pemburuan Liar, Populasi Burung Berkicau di Tanggamus Menghawatirkan

Minggu, 19 Agustus 2018 - 18.08 WIB
2.4k

Kupastuntas.co, Tanggamus - Populasi burung langka seperti jenis murai batu (Copsychus malabaricus), kacer (Copsychus Saularis) dan anis (Zoothera) di Kabupaten Tanggamus semakin mengkhawatirkan. Jenis burung berkicau ini sangat digemari dan diburu para hobbies.

Sejumlah pencinta burung berkicau mengatakan, jenis burung berkicau murai batu, kacer dan anis itu merupakan burung paling banyak diburu para hobiis.

Harganyapun cukup menggiurkan, untuk burung murai batu bahan dijual seharga Rp1,5 juta per ekor. Sedangkan jenis kacer dan kacer dihargai antara Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per ekor. Sementara bila burung tersebut sudah jadi dan sering menang kontes, maka harganya mencapai puluhan juta.

BACA: Bupati  Lampung Timur Serahkan Satya Lencana Karya Satya

BACA: Arak 1.001 Bendera, PPMS Lampung Timur Pecahkan Rekor MURI

Menurut para pencinta burung berkicau, burung murai batu, kacer dan anis dari wilayah Kabupaten Tanggamus, terutama dari Sedayu (Kecamatan Semaka), Tampang (Kecamatan Pematangsawa) dan Pulau Tabuan (Kecamatan Cukuhbalak), adalah jenis burung paling bagus di Indonesia, karena kemampuan meniru kicauan burung lain.

“Burung jenis ini banyak diburu para pencinta burung dari Jakarta dan kota-kota besar di Jawa,” Amin (40), pencinta burung berkicau di Kotaagung.

Tetapi ironisnya, karena sering diburu, populasi burung berkicau langka ini semakin memprihatinkan. Tertekannya populasi burung-burung tersebut akibat kondisi alam dan lingkungan yang tidak representatif lagi.

Perambahan hutan secara massal dan besar-besaran untuk kepentingan pertambangan dan perkebunan membuat areal hidup ratusan jenis burung semakin sempit. Ditambah lagi dengan minimnya usaha reboisasi dari pelaku dan perambah alam dalam mengembalikan situasi lingkungan ke kondisi awal.

"Banyak pemicu lainnya. Misalkan faktor dari jenis burung itu sendiri, baik reproduksi, sistem hidup, sebaran makanan, dan pola migrasi. Yang terburuk adalah banyak jenis burung langka yang diburu oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab," kata Toto (45), salah seorang pencita burung berkicau di Kecamatan Gisting.

Lebih jauh, ia menjelaskan pola hidup burung seperti murai batu, kacer dan anis sangatlah sensitif. Reproduksi mereka tidaklah sebaik jenis burung lainnya. Telur yang dihasilkan tak lebih dari tiga buah, sementara setiap hari burung jenis ini terus diburu dan terkadang banyak yang mati di tengah alam.

“Semakin berkurangnya populasi burung itu juga akibat belum adanya penangkaran burung berkicau yang diburu hobbies itu. Hampir semua pecinta burung berkicau mendapat burung itu dari alam bebas, bukan dari penangkaran,” katanya.

NAIK PAMOR

Sementara itu, pamor cucak jenggot (Alophoxius Bres) dan kapas tembak, boleh dibilang sedang naik daun. Bahkan, jenis burung ini termasuk jenis burung yang paling cepat terangkat popularitasnya. Pamornya terus merangkak naik menyusul mulai ramainya lomba ocehan di kelas cucak jenggot dan kapas tembak.

Padahal, sebelumnya cucak jenggot dan kapas tembak hanya digunakan sebagai burung master untuk burung lomba lainnya. Seperti jenis anis merah, murai batu, pentet, dan burung lainnya. Namun, saat ini hampir semua hobiis burung berkicau memburu jenis burung ini.

Di lingkungan habitatnya, cucak jenggot dan kapas tembak biasa ditemui di hutan-hutan yang banyak terdapat buah-buahan. Pasalnya, kedua jenis burung ini makanan utamanya adalah buah-buahan. Sebenarnya, kedua jenis burung ini termasuk satu rumpun. Namun, memiliki sedikit perbedaan dalam segi fisik dan warna bulunya. Hanya, sesuai namanya, burung jenis ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu berjenggot.

BACA: Diikuti Ribuan Warga, Pesta Rakyat HUT Kemerdekaan RI di Lamtim Meriah

BACA: Harga Lada Semakin Terpuruk, Petani di Tanggamus Tanam Komoditas Lain

Cucak jenggot memiliki warna bulu hijau, berjambul, dan tentu saja berjenggot. Bulu di bagian dadanya putih, sedangkan bulu di bagian perut hingga duburnya sedikit kehijau-hijauan dan memiliki postur tubuh sedikit besar bila dibandingkan dengan kapas tembak. Sedangkan kapas tembak, tubuhnya sedikit kecil, berjambul, dan berjenggot, namun bulu dada hingga ke bagian duburnya didominasi warna putih.

Awalnya kedua jenis burung ini banyak dijadikan master karena memiliki suara cerecetan yang agak panjang, kasar, dan tajam. Namun, di kalangan kicau mania, kapas tembak dinilai lebih bagus daripada cucak jenggot. Tak heran, harganya pun sedikit berbeda bila dibandingkan dengan cucak jenggot. (Sayuti)

Editor :