• Jumat, 19 April 2024

Awas! Demensia Tidak Hanya Menyerang Lansia

Sabtu, 22 September 2018 - 13.53 WIB
154

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Tak ada yang menjamin demensia hanya muncul pada mereka yang berusia senja. Gaya hidup buruk bisa memicu demensia datang lebih cepat.

Demensia adalah sekumpulan gejala penurunan fungsi kognitif seseorang seperti hilangnya daya ingat, daya pikir, kemampuan berbahasa, mengenali benda, dan orientasi. Biasanya, gangguan ini terjadi pada mereka yang telah lanjut usia.

Gejala ini menyebabkan gangguan perilaku dan kepribadian. Masyarakat awam kerap mengasosiasikan demensia dengan pikun. Sifat pikun ini muncul akibat adanya kerusakan pada sel otak yang memengaruhi mental dan perilaku orang dengan demensia (ODD).

Seseorang dengan gaya hidup tidak sehat disebut rentan terkena demensia. Ahli neurologi, dr Yuda Turana mengatakan, gaya hidup buruk membuat penurunan fungsi otak--kunci utama demensia--berjalan lebih cepat.

"Demensia memang sering terkena pada lansia, tapi juga orang dengan gaya hidup buruk," kata Yuda kepada CNNIndonesia.com, Rabu (19/9).

Kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, obesitas, kurang olahraga, kurang tidur, stres, dan depresi adalah sederet gaya hidup buruk pencetus demensia.

Pendapat yang sama juga diutarakan ahli kejiwaan, dr Martina Wiwie. Dia menyebut ada beberapa faktor risiko yang dapat mempercepat munculnya demensia, di antaranya usia lanjut, genetik, psikologis, dan penyakit metabolis.

Faktor risiko berupa usia dan keturunan memang tak bisa dihindari. Namun, faktor psikologis dan penyakit metabolis jelas bisa dicegah. Pasalnya, dua faktor itu tercipta akibat gaya hidup yang buruk.

"Faktor psikologis seperti depresi itu dapat mempercepat demensia. Metabolis itu seperti diabetes dan kolesterol, penyakit karena hidup tidak sehat," ucap Martina Rabu (19/9).

Martina menyarankan setiap orang untuk mulai menjalani gaya hidup sehat agar terhindar dari demensia.

Pola hidup sehat itu dapat dilakukan dengan makan-makanan gizi seimbang serta perbanyak konsumsi sayur dan buah, terutama yang mengandung antioksidan. Antioksidan penting untuk memperbaiki sel otak yang rusak karena proses stres oksidatif.

Aktivitas fisik atau olahraga yang dapat memelihara kesehatan dan sel otak juga sangat disarankan. Kegiatan mengasah otak seperti catur dan bridge juga dapat menjadi pilihan.

"Olahraga jangan yang merusak otak seperti tinju. Tapi mungkin bisa pilih catur, bridge, atau kegiatan apa pun yang penting harus bahagia dan otak terangsang untuk terus tumbuh," jelas Martina.

Selain itu, tidur yang cukup juga harus jadi perhatian. Saat tidur, Anda bisa membiarkan sel otak beregenerasi. (cnn)

Editor :