• Sabtu, 20 April 2024

Mensos: Karang Taruna Harus Siap Hadapi Era Industri 4.0

Sabtu, 26 Januari 2019 - 14.01 WIB
105

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam acara puncak peringatan Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) Tingkat Nasional yang berlangsung di Gedung Sumpah Pemuda PKOR Way Halim, Bandar Lampung, Sabtu (26/01/2019), Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, melalui Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Pepen Nazaruddin mengingatkan segenap anggota Karang Taruna tentang tantangan bangsa di era revolusi industri 4.0.

“Karang Taruna harus mempersiapkan diri menghadapi era serba digitial ini. Karena anggota Karang Taruna pada dasarnya adalah generasi milenial dengan rentang usia 13-45 tahun,” ungkap Mensos Agus Gumiwang dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Pepen Nazaruddin.

Agus Gumiwang mengungkapkan, revolusi industri 4.0 ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen. Ia yakin, Karang Taruna bisa memainkan peran penting di era revolusi industri 4.0.

“Karang Taruna bisa berperan sebagai salah satu agen, kekuatan mental dan sosial kontrol dalam melaksanakan dan menghadapi revolusi industri 4.0,” kata Mensos.

Menurutnya, generasi milenial yang mengisi keanggotaan Karang Taruna punya karakteristik positif dan diyakini mampu menunjang peran sebagai kekuatan mental dan sosial kontrol.

Di antara karakteristik itu adalah kreatif, kaya ide/gagasan, percaya diri dan berani mengungkapkan pendapatnya tanpa ragu, dan pandai bersosialisasi/beradaptasi.

Namun sifat positif ini tetap harus ditopang dengan berbagai kemampuan tambahan. Karang Taruna tidak hanya harus pintar dan menguasai teori, tetapi juga harus memiliki kemampuan belajar yang tinggi, menyesuaikan dengan tuntutan revolusi industri 4.0.

Dengan cara itu, kata Mensos, Karang Taruna dapat melahirkan wirausahawan muda, membangun dan mengembangkan Usaha Ekonomi Produktif di berbagai bidang dengan menerapkan teknologi digital, dan membuka lapangan kerja baru baik bagi anggota Karang Taruna maupun masyarakat luas.

Mensos pun mengingatkan perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Di satu sisi memberikan jaminan kecepatan informasi, namun di sisi lain memberikan dampak negatif.

Hal ini menurutnya karena teknologi informasi juga membawa muatan-muatan yang bersifat destruktif mulai dari hoax, hate speech, pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme, dan sebagainya.

“Ini akan masuk dengan mudahnya jika generasi muda tidak dapat menyikapi dengan kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara," kata Mensos.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi pada revolusi industri 4.0, Mensos berharap Karang Taruna menjadi organisasi yang mampu menjawab segala perubahan.

“Bahkan Karang Taruna harus bersiap menyongsong Revolusi Industri 5.0 pada tahun 2025. Sehingga peran Karang Taruna sebagai mitra pemerintah dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dapat diwujudkan secara nyata,” ujarnya.

Karena itu, Karang Taruna memiliki peran strategis dalam berbagai kehidupan masyarakat. Dukungan semua pihak diperlukan apakah itu pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat dalam pemberdayaan Karang Taruna baik dari aspek pengembangan sumber daya maupun kelembagaan organisasi.

“Bulan Bhakti Karang Taruna merupakan wujud dan bukti kepedulian Karang Taruna sebagai organisasi sosial kepemudaan yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat. Mudah-mudahan kegiatan semacam ini dapat terus dikembangkan di daerah masing-masing di seluruh Indonesia,” tandasnya.

Mensos berharap, melalui Bulan Bhakti Karang Taruna Tingkat Nasional akan muncul sebuah komitmen bersama memberikan yang terbaik bagi pemberdayaan Karang Taruna di desa/kelurahan dan komitmen Karang Taruna untuk lebih mampu berperan aktif dalam melakukan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di masyarakat. (Farhan)

Editor :