• Jumat, 29 Maret 2024

Seminar Nasional HPN 2019,  Mahmudi: Tidak Apa Muka Ndeso yang Penting Rejeki Kota

Kamis, 07 Februari 2019 - 16.32 WIB
77

Kupastuntas.co, Surabaya - Perkembangan dunia digital memotivasi generasi muda (milenial) di Indonesia untuk terus berusaha bersaing mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diri meraih kepercayaan publik.

Sebagaimana dikatakan Mahmudi, pemilik perusahaan Keihin Group di Negeri Sakura (Jepang), salah seorang narasumber dalam acara Seminar Nasional yang bertema "Yang muda yang berkarya, generasi milenial optimis menyongsong revolusi media digital", pada kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019, yang berlangsung di Garden Palace Hotel, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/2/2019).

"Indonesia bukan kekurangan tempat kerja, tapi kekurangan tenaga kerja. Tenaga ahli, karena lapangan pekerjaan membutuhkah sumber daya manusia yang memiliki kemampuan," kata Mahmudi, setelah menceritakan pengalamannya sebelum hijrah ke Jepang, yang sempat menjadi kuli bangunan pada tahun 2007.

Selain generasi muda, lanjutnya, sistem juga mesti diperbaiki di NKRI. Untuk itu generasi muda Indonesia musti mempunyai keyakinan serta niat baik, lalu disertai dengan ikhtiar dalam usaha harus lah maksimal, kemudian tawakal (berpasrah diri) kepada Sang Pencipta.

Karena menurut dia, keberhasilan yang dia raih tersebut bermula dari tahun 2014 lalu dari adanya tender mengelola tamu kenegaraan di Jepang, dan dirinya keluar jadi pemenang dan kemudian disetujui menjadi presiden dalam komunitas oleh anak-anak negeri sakura hingga saat ini (2019).

"Karena saat itu saya tidak diberi kesempatan oleh orang tua saya, lalu saya bilang kalau saya diberi kesempatan maka saya akan ada pengalaman, tapi kalau tidak maka saya tidak ada pengalaman," ujarnya.

Di tahun 2016 Mahmudi, melihat perkembangan UMKM di Jepang dan berkeinginan untuk menerapkannya ke Indonesia. Meski hingga saat ini belum berjalan maksimal, setidaknya ilmu yang ia dapat telah dibawa ke Indonesia dengan mengawali ajakan terhadap komunitas pengusaha di jepang untuk melihat perkembangan di NKRI.

"Tidak apa muka ndeso yang penting rejeki kota," kata Mahmudi.

Hal senada juga diungkapkan Nadia Karina, yang mengelola usaha dalam komunitas KAMI di Indonesia dengan 20.000 pelanggan setiap bulannya.

"Kami tidak butuh orang-orang pintar, tapi kami butuh orang yang jujur, berani dengan tantangan, memiliki SDM yang bisa dikembangkan," ujar Nadia Karina, bahwa anak-anak bangsa membutuhkan semangat untuk berjuang di jaman digital ini. (Sarnubi)

Editor :

Berita Lainnya

-->