• Kamis, 28 Maret 2024

Kupas TV - Banjir Melanda Kampung Pasar Ambon, Bandar Lampung

Minggu, 17 Februari 2019 - 09.01 WIB
183

https://youtu.be/HIxjVMSLI48

Vidio amatir,  banjir melanda kampung pasar ambon jalan laksana martadinata teluk betung selatan bandar lampung. Sabtu (16/2/2019)

Dari vidio yang dikirim salah satu warga,  memperlihatkan banjir setinggi paha orang dewasa.

Dari rekaman tersebut,  terdengar keluhan warga yang baru saja pulang dari rutinitas kerja tidak menyadari kedatangan banjir yang terjadi akibat luapan kali belahu ditambah hujan deras yang mengguyur wilayah teluk betung dan sekitarnya pada Sabtu (16/2/2019).

"Yah ela,  baru sampai rumah baru salin, air udah masuk aja," ucap seseorang yang mengambil vidio tersebut.

https://youtu.be/GLJnZMS0Ass

Pasca banjir bandang yang terjadi akibat meluapnya kali Belahu pada Sabtu (16/2/2019) malam. Warga pasar Ambon kelurahan Pesawahan Teluk Betung Selatan (TBS)  Bandar Lampung keluhkan minimnya peralatan untuk membersihkan lumpur bekas banjir.

Dari pantauan kupastuntas.co di lokasi,  lumpur setebal pergelangan kaki orang dewasa (di Atas Mata Kaki), menjadi masalah baru bagi warga, pasalnya selain bingung harus dibuang ke mana, warga juga keluhkan peralatan yang bisa digunakan untuk membersihkan lumpur yang menutupi jalan kampung.

Rusman salah satu warga pasar ambon RT 037 mengaku, setiap kali banjir hal yang paling dikeluhkan adalah pembersihan lumpur sisa banjir. Ia mengaku apabila habis banjir,  lumpur yang tersisa pasti banyak dan sulit untuk dibersihkan karena tidak adanya alat.

"Iya kalo abis banjir biasanya susah bersihin lumpurnya, karena siring pasti penuh lumpur jadi gak bisa kalau cuma dialiri air, sedangkan kalau mau diangkut kami gak ada gerobak, terus bingung juga buangnya ke mana,  gak ada mobil sampah, masa mau dibuang ke kali lagi," ungkapnya saat diwawancara kupastuntas.co, Minggu (17/2/2019).

Rusman juga berharap,  pemerintah mau membantu dengan mengirim peralatan seperti cangkul atau skop, gerobak dan juga mobil truk sampah untuk mengangkut lumpur.  "Ini kan biasanya gotong royong warga sini,  nah cuma bingung buangnya, kalau buangnya ke kali lagi, khawatir kalau hujan deras banjir lagi karena kali Belahu yang semakin dangkal," ujarnya.

"Kalau bisa sih, kalinya dikeruk biar sedikit dalam,  jadi saat ada air kiriman dari gunung,  air kali tidak meluap," tandasnya (Sule) 

Editor :