Cerita di Balik Momen Haru Ayah Gantikan Almarhumah Putri di Wisuda
Kupastuntas.co, Banda Aceh - Kehadiran seorang ayah untuk menggantikan almarhumah putrinya saat wisuda UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, membuat banyak netizen terharu usai videonya viral. Wisudawati bernama Rina Muharrami itu meninggal 13 hari setelah sidang.
Cerita tentang sosok almarhumah Rina dan kedatangan sang ayah untuk mewakili di acara wisuda diceritakan di situs UIN Ar-Raniry, Kamis (28/2/2019). Rina adalah mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Tarbiyah.
Rina menjalani sidang skripsi pada 24 Januari 2019 pukul 12.00 WIB. Tetapi, tiga belas hari setelahnya yaitu pada 5 Februari 2019 sebelum Subuh, perempuan kelahiran 16 Mei 1996 itu meninggal pada usia 22 tahun. Rina meninggal dunia setelah menderita penyakit tifus stadium akhir hingga berujung pada saraf.
Ketua Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Muzakir, mengatakan almarhumah Rina sudah menyelesaikan seluruh syarat untuk wisuda sebelum meninggal dunia. Rina dipanggil Tuhan sebelum mengikuti yudisium.
"Seluruhnya sudah diselesaikan, namun sebelum yudisium, Rina sudah duluan dipanggil oleh Allah, sehingga ia tidak sempat mengikuti proses yudisium," kata Muzakir seperti dikutip dari situs UIN Ar-Raniry.
Hingga akhirnya, pihak prodi berinisiatif mengundang ayah kandung Rina, Bukhari, untuk tetap hadir pada saat hari wisuda. Bukhari ikut berbaris bersama wisudawan lainnya untuk naik ke panggung. Saat wisudawan lainnya bertoga, Bukhari memakai kemeja lengan panjang dan peci.
Sang ayah menerima ijazah Rina lalu bersalaman dengan rektor dan dekan di atas panggung. Dia juga dipeluk lalu mendekap erat ijazah putrinya itu dan turun dari panggung.
"Kami menyematkan bentuk penghargaan untuk perjuangan ayahnya terhadap Rina, dan juga terhadap perjuangan Rina sendiri, dan tepat hari ini, ayah kandungnya langsung yang hadir untuk mengambil ijazah tersebut," papar Muzakir.
Muzakir mengungkapkan bahwa almarhumah Rina adalah mahasiswa yang berprestasi. Rina dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan menguasai bahasa Jepang dengan baik. Selama kuliah ia merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Dia lulus dengan predikat istimewa dengan indeks prestasi kumulatif 3.51. (Dtk)
Berita Lainnya
-
Hak Angket Kecurangan Pemilu Tetap Bergulir di DPR, Endro: Pemilu 2024 Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia
Selasa, 26 Maret 2024 -
Sri Mulyani: Pemilu 2024 Telan Anggaran Rp 23,1 Triliun
Senin, 25 Maret 2024 -
Tahun Ini Rekrutmen CPNS Dibuka Tiga Kali, Daftar Cuma Boleh Sekali
Rabu, 20 Maret 2024 -
Kenaikan HET Beras Diperpanjang Sampai April 2024
Selasa, 19 Maret 2024
Berita Lainnya
-
Selasa, 26 Maret 2024
Hak Angket Kecurangan Pemilu Tetap Bergulir di DPR, Endro: Pemilu 2024 Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia
-
Senin, 25 Maret 2024
Sri Mulyani: Pemilu 2024 Telan Anggaran Rp 23,1 Triliun
-
Rabu, 20 Maret 2024
Tahun Ini Rekrutmen CPNS Dibuka Tiga Kali, Daftar Cuma Boleh Sekali
-
Selasa, 19 Maret 2024
Kenaikan HET Beras Diperpanjang Sampai April 2024