• Kamis, 25 April 2024

Cuma Lulusan SMA, Didit Lestarikan Mangrove Secara Sukarela

Sabtu, 23 Januari 2021 - 17.51 WIB
369

Sepasang remaja saat menikmati Pantai Mutiara Bahari yang juga lokasi pelestari mangrove. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Hembusan angin laut menerpa pepohonan mangrove pinggir pantai. Lambaian daun-daun mangrove menciptakan desiran angin yang menyejukkan beberapa penikmat wisata yang sedang duduk di balai-balai bambu bawah pohon penangkal ombak.

Panas terik matahari tepat pukul 11.30 WIB, seorang pria berperawakan sedang, terlihat sibuk memilah pohon-pohon mangrove yang masih muda di dalam petak bambu ukuran 2x3 meter.

Petak bambu tersebut berisi ribuan magrove yang sengaja digunakan untuk pelindung mangrove muda yang masih berumur 1 tahun.

"Ada 70 kotak mas, satu kotak terisi 500 Mangrove. Kami sengaja menanam dengan cara bergerombol, dengan 5 meter setiap petak nya. Karena selain melestarikan mangrove juga kami desain untuk objek wisata," ujar Didit Widianto, Sabtu (23/1/2021).

Didit mengaku secara sukarela melestarikan mangrove di pesisir laut yang berbatasan langsung dengan tiga desa, yaitu Desa Karya Makmur, Desa Karya Tani dan Desa Bandar Negeri.

"Saya tanpa bayaran dan saya lakukan karena saya orang konservasi. Saya menekuni dan cinta konservasi sejak 2016 dan belajar dari rekan-rekan mitra konservasi," lanjut pria yang masih lajang itu.

Setelah mendapat ilmu soal konservasi yang didapat secara otodidak, oleh pria lulusan SMA tersebut diterapkan di desa tempat tinggalnya di Desa Karya Makmur, Kecamatan Labuhan Maringgai.

Terakhir Didit melakukan penanaman mangrove pada 2020 sebanyak 38 ribu batang di sepanjang pantai objek wisata Mutiara Bahari.

"Ya saya dapat bibit dari BPDas, dan saya tanam bersama rekan-rekan secara sukarela. Tujuannya untuk mempertahankan kondisi pantai agar tidak terjadi abrasi," tegas pria kelahiran 1991 silam.

Sementara siang itu, sejumlah mahasiswa dengan almamater warna hijau dari Universitas Diponegoro, tampak berdiskusi dengan warga setempat di bawah rindang pohon mangrove. Diskusi itu tak lain memanfaatkan mangrove sebagai bahan UMKM.

"Ya mahasiswa dari Jawa Tengah itu. Sudah 30 hari mengabdikan ilmunya untuk memberi inovasi kepada masyarakat pesisir agar bisa memanfaatkan mangrove. Mereka itu kesini tugas kuliah," lanjutnya.

Masyarakat Desa Karya Makmur saat ini sudah bisa memanfaatkan mangrove yang bisa dijadikan sumber UMKM dari berbagai produk yang dihasilkan dari mangrove.

"Ya sekarang warga paham manfaat mangrove yang lebih luas, yang tadinya warga tahunya mangrove hanya sebagai penangkal abrasi," terang Didit.

Didit menjelaskan, berbagai produk yang dihasilkan dari mangrove yaitu sirup, selai roti, asinan buah, kripik, dodol dan bisa dibuat untuk keperluan non makanan seperti hand sanitizer, penawar nyamuk, sampo dan sabun cair.

"Setelah warga pesisir setempat menguasai pengolahan mangrove menjadi makanan, mudah-mudahan kedepan bisa dipasarkan di lokasi wisata pantai mutiara bahari," pungkas Didit. (*)


Video KUPAS TV : ZONA MERAH! PEMKAB LAMPUNG SELATAN GALAKKAN ‘GEBRAK MASKER’

Editor :