6.000 Warga Lampung Terinfeksi HIV/AIDS, 2.900 Anak-anak

Sebanyak 10 perwakilan komunitas penggiat pemberantasan HIV/AIDS yang bergabung dalam Wahana Cita Indonesia (WCI) berkunjung ke Kantor Kupas Tuntas Grup di Tanjung Senang, Bandar Lampung, Senin (17/7). Foto: Yudi/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sebanyak
5.600 sampai dengan 6.000 warga di Provinsi Lampung saat ini terinfeksi
HIV/AIDS. Dan 2.900 diantaranya adalah anak-anak.
Hal itu disampaikan Advocacy Officer Wahana
Cita Indonesia (WCI), Rahmat Cahaya Aji didampingi 9 pengurus komunitas yang
bergabung dalam WCI saat berkunjung ke Kantor Kupas Tuntas Grup di Tanjung
Senang, Bandar Lampung, Senin (17/7).
Aji mengatakan, Wahana Cita Indonesia adalah
sebuah organisasi berbasis komunitas dan bekerja sama dengan para pemangku
kepentingan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan partisipasi
masyarakat dalam program HIV/AIDS, serta dalam mendukung program di Indonesia
Aids Coalition (IAC).
Aji mengatakan, pada tahun 2022 lalu, Provinsi
Lampung menempati urutan ke-13 jumlah kasus HIV/AIDS secara nasional. Pada
tahun sebelumnya, Lampung menempati peringkat ke-21.
“Ini menunjukkan jika kasus HIV/AIDS di
Lampung terus meningkat setiap tahunnya. Ini terjadi karena masih minimnya
upaya advokasi dalam menekan laju penularan HIV/AIDS. Diperlukan komitmen dan
upaya jejaring bersama dari semua pihak untuk mewujudkan target nasional untuk
mengakhiri AIDS pada tahun 2023,” jelasnya.
Aji menjelaskan, Bandar Lampung masih menjadi
daerah dengan warga terinfeksi HIV/AIDS terbanyak sebanyak 3.000 warga. Dari
jumlah tersebut, sebanyak 1.287 orang hingga kini masih melakukan pengobatan
secara berkesinambungan.
Ia mengungkapkan, obat yang dikonsumsi warga
terinfeksi HIV/AIDS adalah Antiretroviral (ARV). Harga obat ARV per botol
berisi 30 tablet senilai Rp300 ribu. Obat satu botol itu bisa dikonsumsi selama
satu bulan.
Saat ini lanjut dia, hampir semua rumah sakit daerah dan sebagian puskesmas sudah memiliki layanan untuk pemeriksaan HIV/AIDS dan pengobatannya. “Di Bandar Lampung selain RSUD Abdul Moeloek, ada 31 puskesmas yang sudah bisa memberikan pelayanan pemeriksaan HIV/AIDS,” katanya.
WCI menerangkan, bahwa pemikiran masyarakat
HIV AIDS rentan berasal dari para pekerja seks perempuan (PSP), namun dari
temuan mereka ternyata kurang dari 1 persen kasus yang berasal dari PSP.
"Di Bandar Lampung ini ada 2500 PSP, dari
temuan di lapangan ternyata kurang dari 1 persen kasus HIV AIDS, sebab
mensiasati terinfeksi HIV AIDS para PSP ini meminta para tamunya untuk
menggunakan alat kontrasepsi, nah justru ibu rumah tangga yang rentan terkena
HIV AIDS," kata Aji saat memberikan keterangan Senin (17/07/23)
"Sebagai contoh satu PSP di pakai oleh 10
laki-laki yang mana sudah mempunyai istri tetapi menggunakan alat kontrasepsi,
kemudain laki-laki yang tadi berhubungan dengan PSP juga berhubungan dengan
istrinya tanpa menggunakan alat kontrasepsi tadi sehingga istrinya lebih rentan
terinfeksi HIV AIDS," katanya.
Aji juga menambahkan LSL juga rentan dalam
penyebaran virus HIV AIDS, LSL sendiri adalah pribadi laki-laki yang melakukan
aktivitas seksual dengan orang dari jenis kelamin yang sama, namun LSL berbeda
dengan orang yang menyukai sesama jenis (GAY) melainkan seorang lelaki yang
menyukai perempuan namun ada ketertarikan juga terhadap laki-laki.
"Jadi LSL ini seorang lelaki yang sudah
beristri, namun berangkat dari rasa penasaran menyebabkan ia juga menyukai
sesama jenis dan melakukan seks. Setelah
itu melakukan hubungan badan juga dengan istrinya sehingga kemungkinan besar
istrinya bisa terkena HIV AIDS," terusnya.
Pengurus Komunitas Anak Positif Indonesia
(Komapi) Lampung, Ade Komarudin menambahkan, pihaknya sudah melakukan
pendampingan terhadap 89 anak-anak terinfeksi HIV/AIDS se-Lampung untuk
mendapatkan pelayanan pengobatan.
“Sejak awal 2023 sudah ada 125 anak-anak yang
kami dampingi untuk mendapatkan pelayanan pengobatan. Dan saat ini masih ada 89
anak yang terus kami dampingi,” kata Ade.
Ade mengatakan, salah satu anak yang
terinfeksi HIV/AIDS ada yang berumur 15 tahun. Menurutnya, anak-anak terinfeksi
HIV/AIDS saat semakin mengkhawatirkan karena adanya pergaulan yang semakin
bebas.
“Pergaulan anak-anak saat ini sudah semakin
bebas. Ini yang rentan terjadi penambahan kasus HIV/AIDS pada anak-anak.
Bahkan, saat ini gaya pacaran anak-anak seperti sudah tidak mengenal batas.
Tidak sedikit anak-anak yang berhubungan layaknya suami-istri saat berpacaran,”
tandasnya.
Ade menerangkan, perlu kerjasama semua pihak terutama dengan pemerintah daerah untuk memberikan edukasi dan advokasi kepada masyarakat untuk menekan penyebaran kasus HIV/AIDS di Provinsi Lampung. (*)
Video KUPAS TV : Korban di Sekolah Az-Zahra Selalu Pakai Lift Barang
Berita Lainnya
-
Komisi II DPRD Lampung: Salurkan Bantuan yang Menjangkau Petani dan Masyarakat Kecil
Senin, 07 Juli 2025 -
Universitas Saburai Sosialisasikan Program Studi di Polres Pesawaran
Senin, 07 Juli 2025 -
Peneliti ITERA Temukan Senyawa dari Murbei Berpotensi Sebagai Obat Antikanker Serviks
Senin, 07 Juli 2025 -
Dukung Program Tiga Juta Rumah, Pemkot Bandar Lampung Bebaskan BPHTB untuk Warga Kurang Mampu
Senin, 07 Juli 2025