Pinsar Petelur Lampung Sambut Baik Rencana Pemerintah Impor 500 Ribu Ton Jagung

Ilustrasi. Foto: Ekonomi-Bisnis.com
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Perhimpunan Insan
Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Wilayah Lampung,
menyambut gembira rencana pemerintah pusat yang akan melakukan impor 500 ribu
ton jagung.
Ketua Pinsar PPN Wilayah Lampung, Jenny Soelistiani
mengatakan, dengan adanya impor jagung sebanyak 500 ribu ton tersebut
diharapkan kebutuhan peternak akan jagung tercukupi serta harga nya dapat
terkendali.
"Harapan nya dengan impor ini kebutuhan peternak akan
jagung tercukupi dan harga terkendali. Minimal ada koreksi harga jagung ke arah
yang lebih wajar walaupun tetap tinggi," kata Jenny saat dimintai
keterangan, Minggu (22/10/2023).
Ia mengatakan jika peternak sudah mengeluh kenaikan harga
jagung sejak panen raya pada bulan Maret hingga Mei. Dimana harga jagung sudah
menyentuh Rp6.000 per kilogram nya.
"Sementara untuk jagung harga acuan pemerintah (HAP)
yang ditentukan itu Rp4.200 sampai maksimal Rp5.000 per kilogram. Jadi peternak
sebenarnya sudah khawatir kalau harga jagung mahal," jelasnya.
BACA JUGA: Pemerintah
Impor Jagung 500 Ribu Ton
Menurutnya, bahan baku pakan ternak ayam 50 persen berasal
dari jagung. Selain itu kenaikan harga jagung juga tidak diimbangi dengan harga
telur yang juga ikut naik.
"Jagung menjadi kebutuhan 50 persen pakan, kalau jagung
mahal otomatis HAP naik. Kalau telurnya murah pasti peternak rugi dan sekarang
ini posisinya sudah seperti itu," imbuhnya.
Menurutnya saat ini harga jagung sudah mencapai Rp6.800
hingga Rp7.000 per kilogram. Kenaikan yang terus terjadi tersebut salah satunya
dipengaruhi oleh penurunan produktivitas dampak dari El Nino.
"Harga jagung sekarang ini bukan hanya Rp6.000 lagi,
tapi sekarang ini karena El Nino pasti produksi menurun. Sekarang harga jagung
sudah Rp6.800 sampai Rp7.000. Jadi ini buat peternak sudah berat sekali,"
paparnya.
Menurutnya jika harga jagung terus mengalami kenaikan serta
daya beli masyarakat terus mengalami penurunan maka dikhawatirkan banyak
peternak ayam yang akan gulung tikar.
"Kita tahu sekarang ini kemarau dan paceklik, maka daya
beli masyarakat turun. Jadi peternak sudah sangat berat. Kemarin juga
difasilitasi oleh Bapanas untuk mendapatkan jagung dari NTB tapi itu juga sulit
sehingga diputuskan untuk impor," terangnya.
Ia berharap dengan adanya impor jagung tersebut setidaknya
dapat memenuhi kebutuhan para peternak hingga musim panen yang diperkirakan
akan jatuh pada bulan Maret 2024 mendatang.
"Petani tanam mungkin nanti Desember sehingga butuh tiga
bulan untuk kemudian panen. Jadi mungkin Maret 2024 baru ada jagung. Ini kalau
tidak dibantu dengan jagung impor pasti peternak petelur rontok dan banyak yang
gulung tikar," kata dia.
Ia mengatakan menurut HAP harga jagung Rp4.200 hingga Rp5.000
per kilogram. Namun jika harga jagung Rp6.000 maka sudah 20 persen diatas HAP
yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
"Normalnya itu Rp5.000 per kilogram, tapi kan petani
bilang pupuk nya mahal. Ya kalau Rp5.500 atau semahal-mahalnya Rp5.700 masih
its oke. Tapi kalau sudah diatas Rp6.000 ini sudah berat sekali untuk
peternak," katanya.
Seperti diketahui penurunan produksi jagung sebesar 2,07 juta
ton pada tahun ini membuat para peternak kesulitan mendapatkan bahan pakan
ternak.
Hal ini turut mengerek harga pakan dan mengerek harga telur
dan ayam potong. Untuk bisa meminimalisir hal ini, pemerintah mengalokasikan
impor jagung 500 ribu ton pada tahun ini. (*)
Berita Lainnya
-
UTBK SNBT 2025 di Itera, 219 Peserta Tak Hadir
Rabu, 30 April 2025 -
Kolaborasi Polda Lampung dan PLN Tingkatkan Pengetahuan Personel tentang Keselamatan Kelistrikan
Rabu, 30 April 2025 -
Magister Hukum Universitas Saburai Raih Akreditasi 'Baik Sekali' dari BAN-PT
Rabu, 30 April 2025 -
Keuangan PT LJU dan PT LEB Terpuruk, 20 Gaji Karyawan Belum Dibayar
Rabu, 30 April 2025