• Kamis, 18 September 2025

Banyak Anak Muda Main Game Asing, Pemerintah Kehilangan 30 Triliun

Minggu, 29 Oktober 2023 - 15.22 WIB
173

Ilustrasi. Foto: iNews

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Indonesia kehilangan uang senilai 2 miliar Dolar Amerika atau setara dengan Rp30 triliun, akibat banyak anak muda yang memilih main game asing.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo R.M. Manuhutu mengungkapkan, mayoritas dana permainan game asing lari ke luar negeri.

Untuk itu, lanjut Odo, pemerintah tengah berupaya agar aliran uang dari masyarakat yang bermain game asing bisa dominan mengalir di dalam negeri.

“Sekarang ini pengeluaran orang Indonesia untuk main game asing 99,5 persen keluar Indonesia. Kita ingin dibalik, 70 persen masuk Indonesia oleh game lokal," kata Odo, Sabtu (28/10/2023).

Ia mengungkapkan, sebanyak 90 persen anak-anak muda di Indonesia lebih banyak main game asing. “Jadi mereka diambil ceruknya. Kita ingin membalik, ceruknya anak-anak muda kita buat game lokal yang dipakai oleh anak-anak muda," katanya.

Berdasarkan data tahun 2021, Kemenparekraf mencatat hitungan belanja masyarakat pasar game di Indonesia mencapai 2 miliar Dolar Amerika.

"Tahun 2021 pasar game Indonesia USD 2 miliar, kurang lebih Rp30 triliun. Dari Rp30 triliun sebagian besar (99,5 persen) ke luar (negeri) uangnya," kata Odo.

Ia menerangkan, pemerintah sedang menyusun Peraturan Presiden (Perpres) tentang Program Percepatan Pengembangan Industri Game Nasional untuk Mendukung Pengembangan Ekosistem Game di Dalam Negeri. Harapannya agar putaran ekonomi dari industri gim tersebut dominan masuk ke dalam negeri.

Odo berharap, November ini Presiden Jokowi sudah meneken Perpres tersebut. Apalagi Perpres itu sudah dibahas sejak 2 tahun lalu.

Dalam Beleid itu akan mengatur soal akses pasar gim, perangkat lunak dan perangkat keras, promosi game, aktivasi, sampai kompetisi di level regional hingga lokal.

"Termasuk insentif, akses pembiayaan, SDM-nya, perangkat lunak dan keras, promosi, aktivasi," kata Odo.

Odo mengungkapkan kendala terbesar pengembangan industri game Indonesia adalah soal SDM. Di dalam Perpres tersebut juga mengatur soal pelatihan SDM di industri game. Meski begitu, Kemenko Marves sudah mulai melakukan pelatihan SDM sejak 2022.

Setiap tahun, Kemenko Marves melatih 3.000 talenta pembuat game. Program ini berjalan 3 tahun, mulai 2022 hingga 2024.

"3.000 kali 3 tahun 9.000. Asumsinya dari 9.000 itu yang bisa buat game yang bagus hanya 100. Dari 100 mungkin hanya 1-2, itu cukup," kata Odo.

Pemerintah menargetkan sebanyak 70 persen pengeluaran masyarakat yang bermain game akan masuk ke Indonesia. "Targetnya di 2024-2025," pungkasnya. (*)