• Kamis, 18 September 2025

Abrasi di Lampung Selatan Tinggi, Sudin: Setiap Tahun Kita Adakan Rehab Pantai

Selasa, 31 Oktober 2023 - 14.00 WIB
300

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin saat diwawancarai awak media, Selasa (31/10/2023). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Abrasi atau pengikisan pesisir pantai yang disebabkan oleh ombak dan arus laut yang terjadi di pantai Kabupaten Lampung Selatan terbilang cukup tinggi.

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan abrasi yang semakin tinggi ialah dengan menanam mangrove.

"Untuk penanganan abrasi setiap tahun kami ada rehab pantai. Lampung Selatan paling banyak karena disinilah ombaknya besar. Kalau di Pesawaran tidak terlalu besar ombaknya jadi abrasinya juga tidak besar," kata dia saat dimintai keterangan, Selasa (31/10/2023).

Ia mengatakan jika salah satu upaya untuk menekan abrasi ialah melakukan penanaman mangrove. Dimana ekosistem mangrove harus dijaga dengan cara melakukan rehabilitasi dan menjaga nya dari kerusakan.

"Ekosistem mangrove ini memiliki banyak sekali fungsi dan manfaat. Ekosistem mangrove yang sehat salah satunya berfungsi sebagai pencegahan abrasi," kata dia.

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung tersebut juga menyebutkan jika ada beberapa hutan mangrove di Lampung yang dijadikan sebagai tempat wisata.

"Jadi setiap tahun kita lakukan rehabilitasi dimana terakhir di Pulau Pasaran. Bahkan ada juga dibeberapa daerah yang dijadikan sebagai tempat wisata," katanya.

Sementara itu Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Way Seputih - Way Sekampung, Idi Bantara mengatakan, jika setiap tahun pihaknya menyiapkan puluhan ribu bibit mangrove.

Dimana pada tahun 2023 ini bibit mangrove yang disiapkan sebanyak 40 ribu batang dan sampai saat ini sudah habis disalurkan kepada masyarakat.

"Bantuan mangrove setiap tahun ada kami berikan gratis setiap tahun. Kami siapkan minimal 20 sampai 40 ribu. Tahun ini 40 ribu sudah habis, ini dari KLHK ada juga dari KKP," kata dia.

Menurutnya pola tanam mangrove di Lampung adalah rumpun berjarak dengan membuat pola rumpun tanaman dimana jarak tanaman dalam rumpun sekitar 10 cm x 10 cm–15 cm x 15 cm.

Dengan pola rumpun berjarak tersebut sehingga dalam satu rumpun terdapat tanaman mangrove sekitar 200 hingga 500 tanaman.

"Pola tanam nya adalah rumpun berjarak, dimana ini dilakukan karena banyak nelayan. Sehingga tidak hanya masalah rehabilitasi. Karena problem sosial nya nelayan," paparnya.

Sistem rumpun berjarak tersebut juga berfungsi untuk mengokohkan dan menjerat hara juga sebagai tanda adanya kegiatan, sehingga nelayan tidak menebar jaring.

Keberadaan mangrove melindungi garis pantai dan sebagai penghalang alami terhadap badai dan banjir, melindungi garis pantai dari erosi dan membantu mengurangi dampak bencana alam. (*)