Abrasi di Lampung Selatan Tinggi, Sudin: Setiap Tahun Kita Adakan Rehab Pantai

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin saat diwawancarai awak media, Selasa (31/10/2023). Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Abrasi atau pengikisan pesisir pantai yang disebabkan oleh
ombak dan arus laut yang terjadi di pantai Kabupaten Lampung Selatan terbilang
cukup tinggi.
Ketua
Komisi IV DPR RI, Sudin mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menekan abrasi yang semakin tinggi ialah dengan menanam
mangrove.
"Untuk
penanganan abrasi setiap tahun kami ada rehab pantai. Lampung Selatan paling
banyak karena disinilah ombaknya besar. Kalau di Pesawaran tidak terlalu besar
ombaknya jadi abrasinya juga tidak besar," kata dia saat dimintai
keterangan, Selasa (31/10/2023).
Ia
mengatakan jika salah satu upaya untuk menekan abrasi ialah melakukan penanaman
mangrove. Dimana ekosistem mangrove harus dijaga dengan cara melakukan
rehabilitasi dan menjaga nya dari kerusakan.
"Ekosistem
mangrove ini memiliki banyak sekali fungsi dan manfaat. Ekosistem mangrove yang
sehat salah satunya berfungsi sebagai pencegahan abrasi," kata dia.
Ketua DPD
PDI Perjuangan Provinsi Lampung tersebut juga menyebutkan jika ada beberapa
hutan mangrove di Lampung yang dijadikan sebagai tempat wisata.
"Jadi
setiap tahun kita lakukan rehabilitasi dimana terakhir di Pulau Pasaran. Bahkan
ada juga dibeberapa daerah yang dijadikan sebagai tempat wisata," katanya.
Sementara
itu Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Way Seputih - Way
Sekampung, Idi Bantara mengatakan, jika setiap tahun pihaknya menyiapkan
puluhan ribu bibit mangrove.
Dimana
pada tahun 2023 ini bibit mangrove yang disiapkan sebanyak 40 ribu batang dan
sampai saat ini sudah habis disalurkan kepada masyarakat.
"Bantuan
mangrove setiap tahun ada kami berikan gratis setiap tahun. Kami siapkan
minimal 20 sampai 40 ribu. Tahun ini 40 ribu sudah habis, ini dari KLHK ada
juga dari KKP," kata dia.
Menurutnya
pola tanam mangrove di Lampung adalah rumpun berjarak dengan membuat pola
rumpun tanaman dimana jarak tanaman dalam rumpun sekitar 10 cm x 10 cm–15 cm x
15 cm.
Dengan
pola rumpun berjarak tersebut sehingga dalam satu rumpun terdapat tanaman
mangrove sekitar 200 hingga 500 tanaman.
"Pola
tanam nya adalah rumpun berjarak, dimana ini dilakukan karena banyak nelayan.
Sehingga tidak hanya masalah rehabilitasi. Karena problem sosial nya
nelayan," paparnya.
Sistem
rumpun berjarak tersebut juga berfungsi untuk mengokohkan dan menjerat hara
juga sebagai tanda adanya kegiatan, sehingga nelayan tidak menebar jaring.
Keberadaan
mangrove melindungi garis pantai dan sebagai penghalang alami terhadap badai
dan banjir, melindungi garis pantai dari erosi dan membantu mengurangi dampak
bencana alam. (*)
Berita Lainnya
-
Pemprov Lampung Umumkan Direksi Baru Wahana Raharja dan LJU, Berikut Namanya
Rabu, 17 September 2025 -
Peringati Harhubnas, Upacara dan Marpolex digelar di Pelabuhan Panjang
Rabu, 17 September 2025 -
UIN Raden Intan Lampung – TSU Rusia Perkuat Kolaborasi Riset Halal
Rabu, 17 September 2025 -
7 Ton Kopi Bubuk Robusta Asal Lampung Tembus Pasar Hong Kong
Rabu, 17 September 2025