Upaya Penurunan Stunting, Pemprov Lampung Akan Beri Bantuan Sembako Senilai 500 Ribu

Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi. Foto: Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Sosial
mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,062 miliar untuk memberikan bantuan sembako
kepada ibu hamil serta ibu yang memiliki anak balita.
Kepala
Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi mengatakan, anggaran sebesar Rp1,062
miliar tersebut merupakan dana insentif fiskal yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Dana
insentif fiskal untuk penanggulangan stunting alhamdulillah Dinsos dapat alokasi
Rp1,062 miliar. Ini akan disalurkan dalam bentuk bansos sembako. Sasaran utama
yang memenuhi kriteria penurunan stunting yaitu ibu hamil dan ibu yang memiliki
balita," katanya saat dimintai keterangan dilingkungan kantor Gubernur
Lampung, Kamis (2/11/2023).
Aswarodi
mengatakan jika dalam satu paket sembako yang akan diberikan kepada masyarakat
nilainya mencapai Rp500 ribu. Namun pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan untuk isi sembako didalam paket tersebut.
"Kita
mencoba untuk memformulasikan kandungan paket sembako nya karena besaran bansos
nya itu Rp500 ribu per sasaran. Untuk kandungan sembako yang ada didalam paket
kita sedang minta masukan dari Dinas Kesehatan," paparnya.
Menurutnya
karena bansos sembako tersebut diberikan sebagai upaya dalam menekan angka
stunting maka komponen sembako yang diberikan harus memiliki nilai protein yang
tinggi.
"Jenis
sembako nya harus memenuhi komponen protein tinggi karena untuk mencegah
stunting. Misal kemarin itu ada susu dan telur, tapi kita tetap pertimbangkan
karena bentuknya paket sembako yang dikemas. Kalau telur mentah khwatir pecah
kalau telur rebus khwatir nya busuk. Maka ini sedang kita diskusikan,"
paparnya.
"Tapi
harapan nya kita tetap kolaborasi dengan saran dari Dinas Kesehatan sehingga
kandungan yang ada didalam sembako tersebut benar-benar representatif untuk
pencegahan stunting," sambungnya.
Sementara
itu untuk sasaran penerima sendiri ada beberapa sumber data yang akan dijadikan
acuan. Mulai dari masyarakat miskin yang masuk kedalam data terpadu
kesejahteraan sosial (DTKS) dan data Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
(PPKE).
"Tapi
dari Dinas Kesehatan mengusulkan data yang memang benar-benar data masyarakat
yang berpotensi rawan stunting di masing-masing kabupaten/kota. Dan pak sekda
mengarahkan kita menggunakan data Dinas Kesehatan karena dia lebih tepat
sasaran," kata dia.
Menurutnya
untuk jumlah paket sembako yang akan diberikan sendiri mencapai 1.800 paket
lebih. Namun jumlah tersebut juga belum bisa mengcover semua balita yang
mengalami stunting.
"Target
sasaran itu sekitar 1.800 san paket lebih, ini juga belum bisa mengcover semua
karena sebaran stunting di 15 kabupaten/kota jumlahnya banyak. Di 1 kabupaten
saja sebarannya luar biasa dan ini penyaluran nya nanti akan terpusat,"
kata dia.
Aswarodi
menjelaskan jika ada beberapa daerah yang menjadi fokus penerima bantuan
sembako tersebut. Diantaranya ialah Kabupaten Lampung Timur, Tulangbawang Barat
dan Pesawaran.
"Insentif
fiskal ini tidak diterima oleh semua kabupaten/kota, yang tidak menerima
insentif fiskal untuk keperluan penanggulangan stunting yaitu Kabupaten Lampung
Timur, Tulangbawang Barat dan Pesawaran. Sedangkan daerah lain dapat,"
sambungnya.
Sehingga
daerah yang tidak menerima dana insentif fiskal menjadi sasaran utama Pemprov
Lampung. Untuk penyaluran sembako tersebut ditargetkan pada akhir November.
"Jadi
prioritas dan sasaran kita untuk daerah yang tidak dapat dana insentif fiskal.
Kalau yang dapat mereka bisa mengalokasikan sendiri. Kita targetkan akhir bulan
November ini sudah disalurkan," katanya.
Sementara
itu berdasarkan penelusuran Iaman aksi.bangda.kemendagri.go.id milil Ditjen
Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah balita di
Provinsi Lampung tahun 2023 sebanyak 530.564 anak.
Sedangkan
balita yang mengalami stunting totalnya sebanyak 20.878 anak. Balita mengalami
stunting ini dibagi dalam dua kategori yakni stunting pendek sebanyak 15.816
balita dan stunting sangat pendek ada 5.062 balita.
Balita
mengalami stunting tersebut tersebar di 15 kabupaten/kota se- Provinsi Lampung.
Balita terbanyak mengalami stunting berada di Kabupaten Mesuji total ada 1.448
orang, dan paling sedikit ada di Kabupaten Pesisir Barat dengan 42 balita
stunting.
Jumlah
balita stunting di Provinsi Lampung tahun 2023 mengalami penurunan sebanyak
2.672 anak dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai
perbandingan, pada tahun 2022 balita mengalami stunting di Lampung total
sebanyak 23.550 anak, rinciannya balita stunting pendek ada 18.609 anak dan
balita stunting sangat pendek ada 4.941 anak. (*)
Berita Lainnya
-
Pemprov Lampung Umumkan Direksi Baru Wahana Raharja dan LJU, Berikut Namanya
Rabu, 17 September 2025 -
Peringati Harhubnas, Upacara dan Marpolex digelar di Pelabuhan Panjang
Rabu, 17 September 2025 -
UIN Raden Intan Lampung – TSU Rusia Perkuat Kolaborasi Riset Halal
Rabu, 17 September 2025 -
7 Ton Kopi Bubuk Robusta Asal Lampung Tembus Pasar Hong Kong
Rabu, 17 September 2025