• Kamis, 18 September 2025

Walhi Desak Pemerintah Usut Tuntas Temuan Limbah Minyak Mentah, Sebut Ada 10 Perusahaan CPO Beroperasi di Bandar Lampung

Selasa, 14 November 2023 - 08.18 WIB
279

Nelayan di Pantai Umbul Asam, Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung saat menunjukkan bukti limbah yang mencemari pantai setempat. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Lampung mendesak pemerintah daerah mengusut tuntas temuan limbah mirip minyak mentah atau crude palm oil (CPO) yang mencemari Pantai Umbul Asam, Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung.

Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan, temuan limbah tersebut harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah.

Menurutnya, selama ini Pemerintah Daerah Provinsi Lampung tidak pernah serius dalam menyikapi pencemaran limbah, dan selalu mendiamkan tanpa ada pengungkapan yang jelas siapa pelakunya.

"Temuan ini harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Karena kita sudah lelah melihat apa yang dilakukan oleh pemerintah. Selalu mendiamkan persoalan pencemaran yang terjadi di Lampung tanpa ada pengungkapan yang jelas," kata Irfan, Senin (13/11/2023).

Irfan mengatakan, sebenarnya tidak begitu sulit untuk menemukan siapa pelaku yang membuang limbah berwarna kuning kemerahan yang diindikasikan kuat bahwa limbah tersebut adalah CPO.

"Peristiwa ini sangat mudah, tinggal disisir saja di pesisir Bandar Lampung. Karena ini indikasinya CPO. Mana saja kapal-kapal yang membawa CPO. Dan tentunya ini langkah yang cukup mudah," paparnya.

Ia menjelaskan, saat ini tidak lebih dari 10 perusahaan CPO yang berlokasi di Bandar Lampung. Pemprov Lampung hanya tinggal melakukan audit terhadap para perusahaan CPO tersebut.

"Tidak lebih dari 10 perusahaan CPO yang ada di sekitar lokasi pencemaran tersebut. Tinggal di audit saja masing-masing perusahaan untuk menemukan siapa pelakunya," kata dia. Saat ditanya nama-nama 10 perusahaan CPO itu, Irfan mengatakan kalau secara detail yang punya dan pegang data ada di DLH Provinsi Lampung.

“Kalau di sekitar Pelabuhan Panjang dan sekitarnya itu kan misalnya bisa kita lihat ada PT Tunas Bangun Lampung, dan PT LDC. Dan di sekitar wilayah Tarahan itu kan ada PT Sumber Indah Perkasa,” kata Irfan.

Irfan berharap, ketika sudah ditemukan pelakunya maka pemerintah daerah harus memberikan tindakan tegas agar ada efek jera yang ditimbulkan.

"Kalau sudah ketahuan pelakunya harus ada tindakan tegas, jangan selalu dilakukan pembiaran saja oleh pemerintah," ujarnya.

Irfan menerangkan, penyebab seringnya minyak mentah mencemari pantai di Lampung lantaran adanya pembiaran serta tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah daerah.

"Pemerintah selama ini tidak pernah melakukan upaya penegakan hukum dan sanksi yang tegas terhadap pelaku. Maka kejadian ini terus terulang, bisa saja tumpahan minyak kali ini pelakunya sama dengan tahun lalu," jelasnya.

Informasi dihimpun dari Iaman Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, ada sejumlah perusahaan komoditas kelapa sawit yang memiliki kantor pusat di Bandar Lampung yakni di seputaran Jalan Ikan Bawal Kecamatan Telukbetung Selatan, Bandar Lampung.

Perusahaan tersebut adalah PT Bangun Nusa Cipta Wahana, PT Pranasta Abadi, PT Budi Nusa Cipta Wahana, PT Budi Dwiyasa Perkasa, PT Bangun Tata Lampung Asri, PT Gunung Mas Persada Karya, PT Adi Karya Gemilang, PT Bangun Nusa Indah Lampung, PT Kencana Acidindo Perkasa, PT Tunas Baru Lampung, dan PT Bumi Sentosa Abadi.

Polda Lampung juga telah melakukan penyelidikan terkait temuan limbah diduga CPO atau minyak mentah di pesisir pantai Bandar Lampung tersebut.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadilah Astutik mengungkapkan, pihaknya telah mengambil sampel limbah tersebut untuk diselidiki. Namun, ia mengaku, kepolisian belum mengetahui asal limbah tersebut.

“Temuan tersebut saat ini masih dalam penyelidikan polisi. Hal itu dilakukan untuk memastikan kembali jenis dan dari mana limbah itu berasal. Belum tahu apakah berasal dari perusahaan atau seperti apa, karena ini masih proses penyelidikan kita masih menunggu," katanya.

Ia menjelaskan, limbah tersebut pertama kali ditemukan di Pangkalan Kapal Puri Gading oleh Polairud Polda Lampung pada Kamis (9/11/2023). Area yang tercemari limbah tersebut pun menurutnya cukup luas, sehingga personel Polairud langsung mengambilnya untuk sampel.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung telah menurunkan tim untuk meninjau cemaran limbah tersebut. Kepala DLH Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati mengatakan bahwa tim tidak menemukan adanya limbah tersebut.

"Laporan dari tim yang turun ke lapangan kondisi air jernih tidak berbau. Yang banyak ditemukan di lokasi hanya sampah-sampah," kata Emilia, Senin (13/11/2023).

Ia menjelaskan, tim juga sudah menanyakan kepada pihak kelurahan dan penduduk sekitar, namun masyarakat mengaku air di pesisir tersebut baik-baik saja. "Menanyakan ke pihak kelurahan dan penduduk, info dari mereka baik-baik saja airnya," paparnya.

"Lurah Keteguhan satu minggu yang lalu sudah turun ke lokasi kampung nelayan pantai Umbul Asam tapi kondisi baik-baik saja," sambungnya.

Menurut Emilia, tim yang turun ke lapangan sudah memeriksa sampai ke muara, dan tidak tidak ditemukan limbah yang mencemari pesisir pantai.

Sebelumnya diberitakan, limbah berwarna kuning kemerahan mirip minyak mentah atau crude palm oil (CPO) mencemari Pantai Umbul Asam, Kelurahan  Keteguhan, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung.

Pantauan Kupas Tuntas di lokasi, terlihat jelas cairan limbah warna kuning kemerahan terombang-ambing terbawa arus ombak di pantai Umbul Asam, pada Jumat (10/11/2023). Belum diketahui dari mana asal limbah.  

Darmin, warga setempat mengatakan, limbah mirip minyak mentah ini sudah ada sejak dua hari terakhir. Keberadaan limbah sangat mengganggu karena berada di pinggir pantai.

"Belum tahu limbah minyak apa, tapi ada baunya. Banyak limbah minyaknya, hampir semua pinggir pantai ini kena semua," kata Darmin saat ditemui di lokasi, Jumat (10/11/2023).

Ia mengungkapkan, keberadaan limbah mengakibatkan nelayan semakin sulit mencari ikan serta kerang di laut. "Banyak ikan mati, ada bau juga. Kami jadi susah cari ikan di laut dan kerang di pinggir pantai karena baunya itu," ucapnya.

Darmin sempat mengambil sampel air laut yang terkena limbah lalu dimasukkan ke dalam botol air mineral kemasan sebagai barang bukti. Air sampel limbah itu terlihat jelas berwarna kuning kemerahan dan berbau minyak.

Warga lainnya, Asep juga mengeluhkan keberadaan limbah mirip minyak mentah tersebut karena menimbulkan bau menyengat dan mengakibatkan nelayan sulit mencari ikan.

"Baunya sangat menyengat dan membuat nelayan sulit mencari ikan. Mencari kerang di pinggiran pantai juga kini sulit setelah adanya limbah ini," ucapnya.

Asep mengaku belum mengetahui dari mana asal limbah tersebut. “Kalau asalnya limbahnya darimana belum tahu ya. Saya tahunya saat mau memancing kemarin, di pinggir pantai sudah berubah warna dan berbau,” ungkapnya. Limbah mirip minyak mentah ini juga ditemukan di Pangkalan Kapal Puri Gading, Bandar Lampung. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 14 November 2023 dengan judul “Walhi: Ada 10 Perusahaan CPO Beroperasi di Bandar Lampung