• Rabu, 16 Juli 2025

Kepala UPTD Museum Lampung Ajak Masyarakat Berkunjung ke Museum

Selasa, 19 Desember 2023 - 15.26 WIB
5k

Museum Lampung. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - “Ayo berkunjung ke museum”, adalah slogan untuk mengajak masyarakat agar meluangkan waktu dan berkunjung ke museum Lampung.

Kepala UPTD Museum Negeri Lampung, Budi Supriyanto mengatakan melalui slogan tersebut Museum Lampung terbuka untuk dikunjungi dari hari Selasa sampai dengan hari Minggu, kecuali hari Senin dan libur nasional tutup.

"Jam pelayanan atau buka museum, untuk hari Selasa sampai dengan Kamis adalah pukul 08.00-14.00 WIB, hari Jumat dari pukul 08.00-11.30 WIB serta hari Sabtu dan Minggu pukul 08.00-14.00 WIB. Jadi Museum Lampung hari Sabtu dan Minggu tetap buka, kecuali pada hari tersebut ditetapkan sebagai libur nasional," kata Budi, Selasa (19/12/2023).

Menurut Budi, sering muncul pertanyaan, berapa tiket masuk Museum Lampung. Harga tiket masuknya sangat murah. Untuk pelajar dikenakan tiket Rp. 1.000, yang termasuk dalam kategori pelajar adalah siswa dari mulai PAUD sampai dengan tingkat SMA/SMK/MA. Selanjutnya untuk mahasiswa tiket masuk yang dikenakan adalah Rp. 2.000 dengan syarat memakai jaket almamater atau menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Selanjutnya untuk umum atau dewasa dikenakan tiket Rp. 5.000.

Dikatakan, pada saat sudah di dalam gedung museum, apa yang dapat disaksikan di museum. Penyajian koleksi pada tata pameran museum Lampung disusun berdasarkan kajian sehingga terjalin dalam satu alur cerita (story line).

"Museum Lampung membuat alur cerita didasarkan pada sejarah dan kebudayaan Lampung. Oleh Karena itu, susunan penyajian koleksi di Museum Lampung dibagi berdasarkan alur kronologi sejarah dan alur daur hidup masyarakat Lampung," jelasnya.

Kronologi sejarah yang disajikan di Museum Lampung diantaranya mulai dari masa Prasejarah, sampai dengan masa kolonial. Sajian dari masa prasejarah diantaranya Menhir dan bejana, dari masa klasik atau hindu-Budha berupa prsasti dan arca, masa islam berupa al-quran tulis tangan dan lain sebagainya. Koleksi-koleksi ini disajikan di lantai 1.

Sementara di lantai 2 disajikan kisah daur hidup dari dua etnis besar di Lampung, yaitu dari etnis Pepadun dan Etnis Saibatin. Upacara daur hidup yang disajikan mulai dari masa kelahiran sampai dengan kematian, sehingga pengunjung dapat menyaksikan secara lengkap benda-benda upacara yang dipakai dalam setiap tahapan kehidupan.

Harapannya melalui penyajian koleksi dengan alur cerita sejarah dan kebudayaan, pengunjung mendapat informasi tentang pentingnya kedudukan Lampung dalam sejarah Indonesia dan keberagaman serta perkembangan kebudayaan Lampung.

"Pesan yang ingin disampaikan dari tata pameran tersebut, untuk orang Lampung adalah tumbuhnya rasa bangga terhadap kebudayaan sendiri, sehingga dapat memperkuat jati diri orangLampung," ujarnya.

"Sekali lagi “Ayo berkunjung ke Museum”, maka kamu akan mendapatkan tambahan pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Lampung, serta pengalaman telah menyaksikan langsung benda-benda bernilai sejarah dan kebudayaan. Jika kamu peduli budaya maka kamu harus peduli museum," pungkas Budi. (**)

Editor :