• Rabu, 01 Mei 2024

Harga Beras di Lampung Timur Berangsur Turun

Kamis, 18 April 2024 - 16.40 WIB
80

Pekerja di pabrik beras milik perorangan sedang menimbang beras dalam kemasan 10 kg. Foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Pada saat menjelang hari raya Idul Fitri 1445 H, harga beras di Lampung Timur sebesar Rp13.000 per Kg. Namun, saat ini harga beras turun Rp1.000 per Kg menjadi Rp12.000 per Kg.

Hal tersebut dikatakan oleh pengusaha beras, Nuhadi saat dikonfirmasi. Ia mengatakan, permintaan pasar meningkat pada saat menjelang Idul Fitri 1445 H serta saat momen zakat fitrah.

Ia mengaku, tingkat pembeli beras meningkat, per hari bisa menjual beras minimal 3 ton dengan harga 12.000 per kg.

"Kalau waktu zakat kemarin, saya sampai kehabisan barang, lebaran sebelum tiga hari dalam satu harinya bisa tembus 16 ton permintaan beras," kata Nurhadi saat dikonfirmasi. Kamis, (18/4/2024).

Turunya harga beras, menurutnya diikuti dengan kondisi panen raya di beberapa daerah. Sehingga harga gabah relatif murah yakni Rp5.200 per kg gabah kondisi basah. Nurhadi memilih membeli gabah basah baru panen karena menurutnya putaran modal usaha lebih cepat.

"Kalau saya beli gabah kering susah karena banyak petani yang menjual gabah kondisi basah, selain itu kalau menunggu petani menjemur gabah kelamaan, sehingga berdampak pada putaran modal usaha," ujarnya.

Untuk mengatasi persoalan gabah basah, Nurhadi harus menyediakan mesin pengering (open) setelah dilakukan pengeringan lalau Nurhadi menggiring gabah dan setelah menjadi beras dikemas dalam karung ukuran 10 kg.

Untuk pasar sendiri Nurhadi hanya melayani konsumen lokal, baik perorangan maupun toko beras yang ada di wilayah Lampung Timur. Kenapa tidak melakukan penjualan diluar daerah?. Kata Nurhadi pasar luar daerah penuh risiko.

"Banyak mas pengusaha beras tergiur menjual hingga ke Jambi, Pekanbaru memang harganya lebih mahal. Namun resiko lebih banyak, baik resiko dijalan dan resiko modal macet karena tertipu konsumen," jelasnya.

Sementara, di Lampung Timur sebagain persawahan sedang melakukan panen raya, seperti di Desa Braja Emas, saat ini sedang panen raya, namun petani sedikit mengeluhkan karena harga gabah hanya 5000 per kg.

Seperti yang di katakan Gunadi petani Desa Braja Emas, dirinya harus memanen padinya karena usia sudah tua. Meskipun harga murah tetap harus dipanen sebab jika menunggu harga mahal padi akan mengering dan justru merugi.

Untuk standarnya kata dia harga gabah setidaknya 6000 per kg. Namun tidak bisa dipaksakan karena harga beras terus turun sehingga pengusaha membeli gabah dengan harga murah pula, tentu harus mengikuti harga beras.

"Kalau petani sih pengennya harga gabah tinggi. Tapi disisi lain masyarakat luas pengennya harga beras murah sehingga bertentangan keinginan," pungkasnya. (*)