• Rabu, 01 Mei 2024

Jembatan Penghubung Dua Desa di Lamsel Memprihatinkan

Kamis, 18 April 2024 - 16.11 WIB
39

Kondisi jembatan penghubung dua desa di Lamsel. Kamis, (18/4/2024). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Jembatan penghubung antar kecamatan yakni di Dusun Kelapa Tiga, Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, dan Desa Karya Tunggal Kecamatan Katibung, Lampung Selatan (Lamsel), kondisinya memprihatinkan.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, jembatan yang dinamai masyarakat sekitar Way Buatan itu, kali pertama dibangun pada tahun 2013 lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP). 

Sayangnya, jembatan tersebut mengalami ambrol gegara terjangan curah air sungai yang kelewat deras lima tahun setelahnya atau kisaran tahun 2018 silam.

Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, menjadi paling terimbas mengingat jembatan tersebut menjadi salah satu akses utama menuju kawasan wisata Pantai Cukup Perak dan trek motor trail.

Parahnya lagi, jembatan itu langganan terendam air luapan sungai dan membuat masyarakat tidak bisa menggunakan jembatan untuk lalu lalang.

Kepala Desa Suak, Juli Wahyudin mengatakan, jembatan Way Buatan memerlukan perbaikan secepatnya, apalagi tiap tahunnya kerusakan makin bertambah.

“Kalau jembatan rusak tidak bisa dilalui seperti saat ini, tidak hanya warga Dusun Kelapa Tiga yang terganggu tetapi warga Desa Karya Tunggal juga terganggu. Karena jalur jalan yang melalui jembatan tersebut menjadi akses terdekat untuk keluar,” kata Juli saat dikonfirmasi, Kamis (18/4/2024).

Menurut Juli, pemerintah harus segera melakukan perbaikan jembatan supaya masyarakat di dua desa tak terisolir terutama saat banjir merendam jembatan.

“Kita berharap akan ada upaya penanganan (Pemerintah Daerah) secepatnya, karena kalau air sungai besar warga Dusun Kelapa Tiga tidak bisa keluar. Akan terisolir,” tegasnya.

Sementara, warga setempat bernama Kodir turut mengeluhkan, kondisi jembatan yang rentan dilewati terutama untuk membawa keluar hasil bumi.

"Jembatan tersebut satu-satunya akses jalan penghubung untuk mengeluarkan hasil bumi pertanian seperti cengkeh, coklat, kopi, kemiri, pala, pinang dan pisang," kata Kadir.

Ditambah lagi, Kodir dan masyarakat setempat menggunakan jembatan tersebut untuk menuju Pasar Sidomulyo membeli kebutuhan sehari-hari seperti sembako. Ia pun was-was, kelak jangan sampai timbul korban jiwa baru diperbaiki.

"Masyarakat khawatir bila dibiarkan akan ada korban jiwa, karena itu saya berharap Pemerintah Daerah melalui Bupati dapat membangun jembatan ini," ujarnya.

Kodir sendiri prihatin, dengan kondisi jembatan yang kian tahun makin parah. Bila banjir datang, jembatan terendam air dan dikhawatirkan jebol.

"Saya khawatir bila tiba-tiba hujan deras, air meluap, pas ada yang yang melewati jembatan terus jebol. Tidak menutup kemungkinan warga hanyut terbawa arus sungai," pungkasnya. (*)