• Rabu, 01 Mei 2024

Menengok Progres pembangunan Masjid Raya Al Bakrie yang Sempat Disorot Sejumlah Pihak

Kamis, 18 April 2024 - 14.00 WIB
69

Tampak salah satu menara belum jadi dan jauh dari kata rampung dalam pembangunan proyek Masjid Raya Al Bakrie di Bandar Lampung. Foto: Yudi/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Meski sudah berjalan setahun lebih sejak peletakan batu pertama, progres pembangunan masjid raya Al Bakrie di bekas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Elephant Saburai Kota Bandar Lampung tidak menunjukkan kemajuan berarti.

Masjid raya itu sendiri digadang-gadang akan menjadi masjid terbesar di Provinsi Lampung dan disebut mampu menampung puluhan ribu  jemaah.

Dari pantauan dilokasi pembangunan yang sudah berjalan kurang lebih 7 bulan itu, baru terdapat empat buah tiang yang menyerupai menara dan beberapa tiang sebagai pondasi penahan bangunan (cakar ayam).

Tampak pula gundukan tinggi tanah di beberapa titik bekas galian atau tanah yang akan digunakan sebagai bahan penimbunan yang terlihat semrawut, dan juga terdapat dua alat berat escavator serta para pekerja yang tengah beristirahat.

Saat dikonfirmasi terkait progres Pembangunan, Hendra mandor proyek pembangunan mengaku tidak mengetahui terkait berapa persen pembangunan yang sudah dilakukan.

"Saya tidak tau progresnya, saya disini cuma kerja-kerja aja, silahkan tanya ke pihak konsultan mereka yang lebih tau," kata Hendra saat ditemui Kamis (18/04/24).

Sementara pihak konsultan yang dimaksud yakni atas nama Porda sedang tidak ada diruang kerja, hanya terdapat satu orang staf yang tidak diketahui namanya, ia enggan memberikan komentar dan mengarahkan untuk menunggu yang bersangkutan datang.

"Pak Porda lagi keluar, tunggu aja ya," singkatnya.

Meskipun sudah beberapa waktu menunggu yang bersangkutan tak kunjung hadir, bahkan sempat dimintai kontak atau nomor telpon yang bisa dihubungi namun tidak diberikan.

Diberitakan sebelumnya pembangunan yang berada diatas lahan RTH Elephant Park Saburai Bandar Lampung sempat disoroti Wahana Lingkunhan Hidup (Walhi) Lampung.

Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan pihaknya memang tidak sepakat kalau taman gajah itu diklaim sebagai RTH. Tapi lebih tepat disebut sebagai public space atau ruang umum, dan pembangunannya sangat disayangkan.

Ditambah, pembangunan Masjid Raya Al Bakrie tidak hanya menggusur gor saburai saja tapi taman gajah juga.

"Maka ini ada semacam dua kepentingan besar. Pertama kepentingan lingkungan dan selanjutnya dalam rangka kepentingan agama," ujarnya, saat dikonfirmasi, Rabu (21/6/2023).

Lebih lanjut ia menyampaikan, bahwa dari awal memang pembangunan masjid itu menuai banyak pro dan kontra dari berbagai pihak.

Karena jelas Irfan, jika memang keluarga Aburizal Bakrie ini banyak uang kenapa tidak melakukan pengadaan lahan. Tapi dia malah meminta lahan pada pemerintah daerah dan itu dia hanya membangun fisik atau infrastrukturnya saja.

"Kita sebagai warga Bandar Lampung banyak sekali kekurangan RTH dan public space. Tapi justru yang ada dialihfungsikan. Nah ini yang disayangkan," ucap Irfan.

Diakuinya memang, kalau berbicara pembangunan rumah ibadah ini sangat sensitif.

"Tapi ketika akan dibangun masjid ini juga kan banyak pilihan lokasi lain dan sebagainya. Bukan menggusur gor saburai yang memang itu tempat olah raga dan banyak masyarakat yang bermain di taman gajah juga," jelasnya.

Sementara, Manager Advokasi dan Kajian Mitra Bentala Lampung, Mashabi menyampaikan, keprihatinannya atas terjadinya alih fungsi lahan publik atau ruang terbuka hijau tersebut.

Menurutnya, pemerintah bukannya mempertahankan atau mempertambah RTH, namun ini yang ada justru terjadi pengurangan lahan publik.

"Maka pemerintah tidak konsisten apa yang telah ditetapkan sebagai lahan terbuka untuk publik, justru kalah dengan kepentingan segelintir orang untuk kepentingannya," ujar Mashabi. (*)