• Rabu, 15 Mei 2024

Meniti Jejak Mahasiswi Unila Raissa Lalui PMM di Universitas Gadjah Mada

Senin, 29 April 2024 - 16.11 WIB
1.2k

Meniti Jejak Mahasiswi Unila Raissa Lalui PMM di Universitas Gadjah Mada. Foto: Dok.Unila

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Mahasiswi Universitas Lampung (Unila), Raissa Mutiara Khansa, Program Studi Hukum, Fakultas Hukum angkatan 2022, telah menorehkan jejak berharga dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Program Pertukaran Mahasiswa (PMM) merupakan program mobilitas mahasiswa selama satu semester yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.

Sejak dimulainya PMM di UGM pada 16 Februari 2024, Raissa telah mengalami berbagai macam kegiatan dan pembelajaran yang berharga. Meskipun awalnya mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri, Raissa berhasil menemukan kenyamanan dalam pembelajaran yang kondusif di UGM.

Dia dan rekan-rekannya belajar dari berbagai fakultas, seperti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Psikologi, Filsafat, dan Ilmu Budaya, yang memberikan wawasan yang luas tentang berbagai disiplin ilmu.

Salah satu pengalaman terpenting yang diperoleh Raissa adalah melalui kegiatan Modul Nusantara, di mana mereka mempelajari dan merasakan keanekaragaman budaya Indonesia secara langsung.

Mulai dari kunjungan ke Candi Prambanan hingga belajar tentang pangan lokal khas Yogyakarta, setiap kegiatan memberikan pengalaman mendalam tentang kekayaan budaya Indonesia. Tidak hanya dari segi akademik, Raissa juga merasakan pertumbuhan dalam hal sikap, perilaku, dan pandangan hidup.

Kondisi pembelajaran yang kondusif di UGM mendorongnya untuk menjadi lebih disiplin, jujur, dan berpikir kritis. Melalui diskusi dengan dosen dan sesama mahasiswa, dia terlatih untuk berpikir secara analitis dan mengasah kemampuan komunikasinya.

Dalam hal relasi antar-mahasiswa, Raissa sangat menghargai kerja sama dan toleransi yang terjalin dengan baik di antara mereka. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, mereka mampu bersatu dan merayakan keberagaman dalam suasana keakraban yang hangat di lingkungan kampus.

Ketika ditanya tentang harapan dari PMM ini, Raissa menyebutkan keinginannya untuk meningkatkan keterampilan baik soft skill maupun hard skill, membuka wawasan yang lebih luas, dan mengeksplorasi kebudayaan daerah tempat dia bertukar pelajar. Dia juga berharap dapat menambah relasi nasional dan membuka peluang karier baru di masa depan.

Tentang proses pendaftaran PMM, Raissa memberikan tips untuk mempersiapkan berkas dengan baik dan teliti, serta untuk memilih universitas penerima dengan cermat sesuai dengan kebutuhan dan minat pribadi. Dia juga menekankan pentingnya motivasi yang tinggi dan kemauan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Sebagai pesan akhir untuk mahasiswa Unila yang ingin mengikuti program PMM, Raissa menekankan untuk mempersiapkan diri dengan baik, menjaga toleransi dan etika selama PMM berlangsung, serta memiliki motivasi tinggi untuk menghadapi tantangan dan peluang baru yang akan datang.

"Sebagai mahasiswa pertukaran terkadang menjadi sorotan, sehingga harus menjaga nama baik almamater kampus asal dan program pertukaran mahasiswa ini. Hal yang tidak kalah penting, yaitu kegiatan harus dilakukan dengan motivasi yang tinggi dalam diri sendiri untuk mencoba ke luar dari zona nyaman dan memiliki keinginan untuk maju, bahwa kesempatan-kesempatan baru akan terus datang jika kita mau mencoba dan berusaha,” ungkapnya.

Dengan cerita inspiratif Raissa Mutiara Khansa ini, kita bisa melihat betapa berharganya pengalaman dalam program PMM tidak hanya dalam pengembangan akademik, tetapi juga dalam pertumbuhan pribadi dan keberagaman budaya. (*)