• Selasa, 21 Mei 2024

UTBK SNBT Hari Pertama di Unila Berjalan kondusif

Selasa, 30 April 2024 - 13.01 WIB
147

Para peserta UTBK SNBT Universitas Lampung berbaris, Selasa, (30/4/2024). Foto: Yudha/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ujian tulis berbasis komputer (UTBK) seleksi nasional berbasis tes (SNBT) di kampus Universitas Lampung (Unila) hari pertama dipastikan berjalan kondusif.

Hal itu disampaikan oleh Koordinator humas penerimaan mahasiswa baru (PMB) Unila Komarudin saat diwawancarai Selasa, (30/4/2024).

"Unila sampai saat ini alhamdulillah semua berjalan secara baik, karena kita peserta juga datang tepat waktu dan sampai saat ini tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan," kata Komarudin.

"Untuk yang disabilitas disediakan di ruang bawah untuk memudahkan akses jalan, nampaknya beliau merasa pelayanannya baik diberikan oleh Universitas Lampung," sambungnya.

Komarudin menyebutkan, terdapat tujuh lokasi pelaksanaan UTBK di Universitas Lampung, yaitu UPT TIK, FEB, Fakultas Kedokteran, FMIPA, FT, dan FKIP, UPT Bahasa.

Selain itu, ia menjelaskan, total sebanyak 16.781 SNBT yang melakukan Ujian UTBK di Universitas Lampung (Unila). Pelaksanaan tes dilaksanakan selama 11 hari dengan pembagian waktu dua sesi per hari. 

Setiap lokasi tes kata Komar, akan dimonitor oleh pengawas yang berasal dari kalangan dosen dan tenaga pendidik (Tendik) yang telah terverifikasi. Adapun jumlah pengawas yang telah disiapkan yaitu sebanyak 427 orang dan 72 orang PJ lokasi.

"Kita ada dua gelombang, yaitu gelombang 1 pada 30 April 2024, dilanjut 2-7 Mei. Dimulai lagi gelombang 2 pada 14 - 17 Mei. Setiap hari dibagi dua sesi, yaitu sesi pagi pukul 06.30 dan sesi siang pukul 12.30, kalau Jum'at pukul 13.30," jelasnya.

Guna menciptakan rasa nyaman dan kondusifitas pada saat pelaksanaan UTBK nanti, ia menyebutkan, pihaknya sudah merancang berbagai pengecekan ketat sebelum masuk dan ketika di dalam ruangan.

Untuk mencegah peserta yang membawa peralatan yang berpotensi digunakan untuk berbuat curang, pihaknya telah menyiapkan metal detector serta pembaca sinyal untuk melacak jaringan yang mencurigakan.

"Pengawas juga tentu saja akan berkeliling dan memeriksa jangan sampai hal itu terjadi di wilayah kita," ujarnya.

Jika ditemukan adanya indikasi kecurangan, Komaruddin mengatakan, bahwa berdasarkan SOP yang telah disepakati, yang bersangkutan akan dilaporkan ke pusat, dan tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan.

"Biasanya pusat itu akan melakukan semacam penyelidikan, khawatirnya memang ini merupakan semacam perjokian yang skalanya itu bukan hanya lokal tetapi juga meliputi beberapa daerah sekaligus. Sehingga nanti akan dicari aktornya yang melakukan ini," ungkapnya.

Pelaksanaan UTBK yang bebas dari kecurangan, menurutnya harus menjadi komitmen bersama. Sehingga jangan sampai orang-orang yang sudah giat berusaha dirampas haknya untuk berkuliah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Ini kan bicara tentang prinsip keadilan, kasian orang yang sudah bersusah payah bekerja dengan giat belajar," pungkasnya. (*)