• Minggu, 19 Mei 2024

Disebabkan Panen Raya, Harga Kakao di Lampung Timur Turun Jadi Rp100.000 per Kilogram

Minggu, 05 Mei 2024 - 19.40 WIB
2.6k

Seorang pekerja sedang melakukan pengeringan kakao, pengeringan dilakukan dengan menggunakan bahan bakar kayu. Foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Harga kakao pada Maret 2024 sempat tembus Rp150.000 per kg, namun mulai awal Mei 2024 menurun drastis menjadi Rp100.000 per kg.

Penurunan harga kakao menurut salah satu petani di Lampung Timur disebabkan mulai musim panen raya.

Seperti yang dikatakan Ngatimen (53), dirinya membeli kakao dalam kondisi basah dari petani hanya Rp50.000 per kg, sebelumnya sempat membeli Rp80.000 per kg. Turunnya harga kakao mengikuti harga pasar pihak perusahaan.

"Kalau perusahaan yang biasa membeli kakao saya menurunkan harga ya otomatis saya ikut menurunkan harga dari petani, begitu sebaliknya," kata Ngatimen saat dimintai keterangan. Minggu, (5/4/2024).

Pria 53 tahun yang berdomisili di Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur itu mengaku selain melakoni berbudidaya kakao juga menjadi tengkulak di desanya. Saat ini Ngatimen memiliki lahan seluas 3 yang ditanami kakao.

Selain itu, dirumahnya juga melayani jual beli kakao dari petani sekitar, bahkan setiap hari Ngatimen sanggup membeli kalo sebanyak 1,5 ton terutama di musim panen raya. Panen raya terjadi dari bulan Maret hingga Agustus.

Kakao yang dibeli dari petani dalam kondisi basah, sehingga masih memerlukan proses pemanasan sebelum dikirim ke Jakarta. 

Pemanasan yang dilakukan Ngatimen dengan menggunakan alat pemanas dengan menggunakan bahan bakar kayu.

Setelah selesai pemanasan selama 24 jam, kalo di ayak dengan menggunakan mesin khusus tujuannya agar kualitas kakao lebih sempurna dan diterima pihak perusahaan. Petani asal Bandar Agung sekali kirim ke Jakarta bisa tembus 20 ton dalam kurun waktu 2 pekan sekali.

"Makanya kami membeli kakao dari petani saat ini Rp50.000 jual ke pabrik di Jakarta Rp100.000, tapi kami harus mengeluarkan biaya operasional selama proses pengeringan," Kata Ngatimen. (*)