• Rabu, 04 Juni 2025

Puluhan ASN di Metro Nongkrong dan Asyik Merokok Saat Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila

Senin, 02 Juni 2025 - 09.33 WIB
5.6k

Sejumlah oknum ASN yang kedapatan duduk bersantai sambil merokok saat Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso membacakan amanatnya dalam upacara peringatan hari lahir Pancasila di Samber Park. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Peringatan Hari Lahir Pancasila yang seharusnya menjadi momentum reflektif bagi aparatur sipil negara (ASN) di Kota Metro justru diwarnai dengan pemandangan yang mencederai nilai-nilai dasar yang mereka seharusnya junjung.

Saat upacara digelar di Samber Park, Senin (2/6/2025), puluhan oknum ASN kedapatan duduk santai, merokok, dan bercengkrama di belakang barisan peserta, bahkan ketika Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso tengah membacakan amanat ideologis dari podium kehormatan.

Pemandangan tidak terpuji itu langsung memicu reaksi cepat dari petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Pol-PP), yang memberikan teguran langsung kepada para ASN yang kedapatan mangkir dari barisan upacara.

Lebih parah lagi, sebagian dari mereka membubarkan diri sebelum upacara resmi dinyatakan selesai. Sebuah bentuk pelanggaran etika dan kedisiplinan yang mencolok.

Kepala Satpol-PP Kota Metro, Jose Sarmento, membenarkan pihaknya telah memberikan teguran kepada para ASN yang tidak mengikuti upacara sebagaimana mestinya.

“Kami temukan sejumlah ASN, termasuk beberapa lurah, yang memilih duduk-duduk di belakang barisan dan tidak mengikuti upacara. Ini mencoreng makna peringatan Hari Lahir Pancasila,” kata dia kepada awak media.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan meningkatkan pengawasan ke depan, termasuk penempatan petugas khusus di area belakang barisan peserta upacara untuk mencegah kejadian serupa.

Sekretaris Daerah Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo, tidak menutupi kekecewaannya atas ulah puluhan oknum ASN tersebut. Dalam pernyataannya kepada media, ia menyebut perilaku itu sebagai bentuk pembangkangan terhadap nilai disiplin birokrasi dan penghinaan terhadap simbol negara.

"Kalau sakit, silakan pulang. Tapi kalau hanya duduk-duduk di belakang tanpa ikut upacara, itu pembangkangan. Saya tekankan, kalau memang tidak berniat ikut upacara, lebih baik tidak usah hadir sekalian. Tidak sampai satu jam kok," tegas Bangkit.

Ia juga mengatakan akan melakukan pembinaan dan evaluasi menyeluruh terhadap aparatur yang terlibat, termasuk pengecekan kebenaran alasan sakit yang disampaikan beberapa oknum ASN.

"Jangan sampai alasan sakit digunakan untuk mengelabui tanggung jawab moral sebagai ASN," tambahnya.

Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso, dalam amanatnya mengingatkan pentingnya ASN menjiwai ideologi Pancasila, bukan hanya dalam lisan tetapi juga dalam sikap dan tindakan.

“Saya minta ke depan ASN benar-benar disiplin dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya berdiri dalam upacara, tapi memahami esensi dari ideologi bangsa,” ujarnya.

Ironisnya, beberapa saat setelah Wali Kota menyampaikan amanat tersebut, sebagian besar ASN justru meninggalkan lokasi sebelum upacara dibubarkan secara resmi. Ini menambah catatan buruk atas minimnya kesadaran sebagian aparatur terhadap tanggung jawab moral dan institusional mereka.

Peristiwa ini bukan sekadar pelanggaran tata tertib upacara. Ini adalah cermin dari krisis integritas dan lemahnya budaya malu di kalangan birokrasi lokal. Dalam konteks birokrasi modern yang menuntut profesionalisme, akuntabilitas, dan loyalitas terhadap negara, aksi membangkang dalam bentuk santai-santai dan merokok saat upacara Hari Lahir Pancasila merupakan bentuk dekadensi moral aparatur.

Membangun budaya ASN yang berintegritas bukanlah pekerjaan ringan. Tapi peristiwa memalukan ini harus menjadi titik balik. Pemerintah Kota Metro harus lebih berani menegakkan disiplin, bukan hanya dengan himbauan, tetapi juga dengan mekanisme sanksi yang tegas, adil, dan transparan.

Sebab jika tidak, Hari Lahir Pancasila yang seharusnya jadi refleksi jati diri bangsa, justru akan terus dicederai oleh aparatur yang tak mengerti makna berdirinya di bawah sang saka Merah Putih. (*)