Suara Auman Harimau Menghantui, Warga Sukabumi Lambar Batasi Aktivitas Berkebun

Suara Auman Harimau Menghantui, Warga Sukabumi Lambar Batasi Aktivitas Berkebun. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Teror harimau kembali menghantui warga yang kini tinggal di Pemangku Kali Pasir, Pekon (Desa) Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat (Lambar).
Kejadian ini menambah rasa panik warga setelah sebelumnya seorang petani bernama Misri (60), warga asal Jawa Tengah, tewas diterkam harimau di kawasan tersebut.
Hingga kini, suara auman harimau masih kerap terdengar di sekitar pemukiman, terutama pada malam hari.
Kondisi tersebut membuat warga semakin ketakutan dan membatasi aktivitas mereka, bahkan untuk keluar rumah di malam hari.
“Kalau malam kadang terdengar suara auman harimau, jujur kami takut keluar rumah. Dengarnya saja sudah ngeri. Apalagi kejadian petani yang tewas kemarin masih membekas di pikiran kami,” ujar Sah, seorang warga yang memiliki kebun di sekitar lokasi saat diminta keterangan, Selasa (29/7/2025).
Ia mengaku sudah beberapa hari tidak berani ke kebun karena takut berpapasan dengan harimau, suara auman harimau terdengar sejak beberapa waktu lalu.
"Biasanya saya ke kebun pagi sekali. Tapi sekarang saya pilih diam di rumah. Kami khawatir harimau masih berkeliaran di sekitar kebun,” katanya.
Untuk mengatasi ancaman ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung memasang perangkap (trap) di area kebun warga. Namun, hingga saat ini upaya tersebut belum membuahkan hasil karena harimau belum juga tertangkap.
Langkah pemasangan perangkap tersebut memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat. Sebagian warga menilai perangkap seharusnya dipasang di area hutan, bukan di dekat permukiman.
"Kami khawatir perangkap itu justru mengundang harimau mendekat ke rumah warga. Sebaiknya pasang di hutan yang lebih jauh dari desa,” kata warga lain.
Warga juga mengaku tidak nyaman dengan keberadaan umpan hidup yang digunakan pada perangkap, mereka menilai, cara itu justru berpotensi meningkatkan risiko serangan.
"Kalau ada umpan hidup di dekat kebun kami, harimau pasti akan mendekat. Itu sangat membahayakan,” tegasnya.
Sementara itu, Peratin (Kepala Desa) Sukabumi, Alamsyah, membenarkan bahwa perangkap dipasang di kebun warga yang lokasinya tidak jauh dari permukiman.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena jejak harimau ditemukan di sekitar area kebun.
"Benar, trap dipasang di area kebun. Harapannya harimau bisa segera tertangkap supaya warga kembali berkebun dengan aman,” jelasnya.
Ia juga mengimbau warga untuk tidak beraktivitas sendirian di kebun, terutama di pagi dan sore hari.
"Kami sudah minta masyarakat untuk selalu berkelompok saat ke kebun, minimal dua atau tiga orang, supaya lebih aman,” tambahnya.
BKSDA Lampung sebelumnya telah melakukan sosialisasi kepada warga terkait langkah-langkah yang harus dilakukan jika melihat jejak atau mendengar suara harimau. Namun, banyak warga yang tetap merasa cemas karena kejadian sebelumnya menimbulkan trauma mendalam.
Konflik manusia dengan harimau di Lampung Barat bukanlah yang pertama kali terjadi.
Sebelumnya, beberapa laporan kemunculan harimau juga pernah muncul di kecamatan lain di wilayah ini. Hal ini menunjukkan bahwa habitat satwa liar semakin mendekati area permukiman warga.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Misni (62), warga Pemalang Jawa Tengah, yang kini tinggal di Pemangku Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, ditemukan meninggal dunia di kawasan hutan lindung, diduga akibat serangan hewan buas.
Korban yang hilang sejak sore hari ditemukan meninggal oleh warga dan aparat pekon setempat pada Kamis (10/7/2025) malam sekitar pukul 19:30 WIB.
Korban diduga dimangsa hewan buas antara pukul 16:00-17:00 WIB. (*)
Berita Lainnya
-
DPRD Desak Pemerintah dan Pihak Terkait Bertindak Cepat Atasi Teror Harimau
Selasa, 29 Juli 2025 -
Suara Harimau Hantui Warga, Camat Batu Brak Koordinasi Dengan BKSDA
Selasa, 29 Juli 2025 -
Perputaran Uang Pasar Tematik Jelajah Danau Ranau Capai Puluhan Juta, Pengelolaan Keuangan Dipertanyakan
Selasa, 29 Juli 2025 -
Polres Lampung Barat Luncurkan SPPG, Sasar 3.000 Anak dari 13 Sekolah
Senin, 28 Juli 2025