Festival Tari Ngigel: Melawan Lupa, Merawat Identitas Budaya Bandar Lampung

Acara Festival Ngigel dan Karnaval Budaya, di Tugu Adipura, Minggu (3/7/2025), dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-343 Kota Bandar Lampung. Foto: Sri/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang begitu deras, identitas budaya lokal kerap kali tergerus. Anak-anak muda lebih mengenal budaya pop luar negeri dibanding warisan leluhur sendiri.
Namun, Kota Bandar Lampung memberikan perlawanan terhadap fenomena tersebut melalui gelaran Festival Ngigel dan Karnaval Budaya, Minggu (3/7/2025), dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-343 Kota Bandar Lampung.
Ribuan warga memadati kawasan Tugu Adipura, ikon kota di jantung Tanjung Karang Pusat. Di tempat inilah, berbagai tari tradisional Lampung, khususnya Tari Ngigel, ditampilkan dalam pawai budaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD), BUMD, hingga perwakilan kecamatan se-Kota Bandar Lampung.
Yang menarik, seluruh peserta tampil mengenakan busana adat Lampung lengkap dengan siger dan kain tapis, membentuk barisan yang menyatu dalam gerak, warna, dan irama tradisi.
Sorak sorai masyarakat yang menyaksikan menjadi bukti nyata bahwa budaya masih punya tempat di hati rakyat.
Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, yang hadir langsung bersama Forkopimda, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan bentuk nyata dari komitmen merawat akar budaya Lampung.
"Tari Ngigel adalah warisan yang sangat berharga. Penuh makna, penuh identitas. Festival ini adalah cara kita menghidupkan kembali nilai-nilai luhur budaya Lampung di tengah kehidupan kota yang semakin modern," ujar Eva Dwiana.
Ia menyampaikan bahwa budaya bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga bagian penting dalam membentuk karakter generasi masa depan.
"Harapan kami, melalui kegiatan seperti ini, generasi muda bisa lebih mengenal adat istiadat, mencintai kuliner dan sejarah lokal. Bandar Lampung punya kekayaan budaya yang tidak kalah dari daerah lain, tinggal bagaimana kita mengemasnya agar menarik bagi generasi hari ini," tambahnya.
Tari Ngigel, yang dalam bahasa Lampung bermakna 'menggoyangkan tubuh dengan lincah', menggambarkan kelembutan, keceriaan, dan kebersamaan masyarakat Lampung. Gerakannya gemulai namun penuh semangat, seolah menyampaikan pesan bahwa budaya harus hidup dan bergerak bersama zaman.
"Kalau bukan kita yang merawat, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?" ucap Eva Dwiana.
Festival ini juga menjadi bagian dari strategi Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk menjadikan budaya lokal sebagai daya tarik wisata.
Di tengah upaya peningkatan kunjungan wisatawan, nilai-nilai tradisi akan diolah menjadi kekuatan ekonomi dan kebanggaan daerah.
"Kami berencana menjadikan festival budaya ini sebagai agenda tahunan bahkan internasional. Budaya bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga masa depan pariwisata dan ekonomi kreatif Bandar Lampung," terang Eva. (*)
Berita Lainnya
-
Rektor Universitas Teknokrat Hadiri Munas APTISI VII di Bandung, Bahas Transformasi PTS untuk Indonesia Emas
Minggu, 03 Agustus 2025 -
Juni 2025 Banyak Hari Libur, Penumpang Transportasi di Lampung Capai 196.958 Orang
Minggu, 03 Agustus 2025 -
Munir: Rekrutmen Direksi BUMD Lampung Belum Libatkan Legislatif
Minggu, 03 Agustus 2025 -
Pemprov Lampung Rekrut Direksi BUMD, Pengamat: Momentum Perkuat Profesionalisme dan Daya Saing
Minggu, 03 Agustus 2025