Nelayan Kelumbayan Masih Terkendala BBM, Dermaga, dan Tempat Pelelangan Ikan

Nelayan di Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus saat mencari ikan di laut. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Tanggamus – Nelayan di Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten
Tanggamus, Lampung, masih menghadapi sejumlah kendala mendasar yang belum
terselesaikan, seperti sulitnya akses bahan bakar minyak (BBM), belum
tersedianya dermaga sandar kapal, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kondisi ini
diperparah dengan jauhnya jarak ke pasar untuk menjual hasil tangkapan.
Di beberapa pekon pesisir seperti Kiluan Negeri, Napal, Paku, Penyandingan,
Umbar, dan Susuk, para nelayan harus menempuh perjalanan darat sejauh 50 hingga
70 kilometer menuju pasar di Kabupaten Pringsewu atau Pesawaran, serta pasar
lokal lainnya. Hal ini membuat biaya operasional melaut membengkak dan
berdampak pada harga jual ikan di tingkat nelayan yang menjadi rendah.
“Kami dapat ikan banyak, tapi karena jarak jauh dan BBM mahal, harga jadi
murah. Akhirnya kami tekor,” ungkap Hazizi, seorang nelayan dari Pekon
Penyandingan, Kamis (14/8/2025).
Data Dinas Perikanan Kabupaten Tanggamus mencatat produksi ikan tangkap di
Kelumbayan pada tahun 2024 mencapai 1.227 ton, dengan komoditas utama seperti
tongkol, kembung, dan cakalang. Produksi terbesar berasal dari Pekon
Penyandingan dan Kiluan Negeri.
Namun, tanpa dermaga dan TPI, sebagian besar hasil tangkapan dijual
langsung ke pengepul dengan harga sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000 per
kilogram.
Selain dermaga dan TPI, nelayan juga sangat membutuhkan keberadaan Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) atau setidaknya SPBU di wilayah pesisir.
SPBN merupakan fasilitas pengisian BBM khusus untuk kapal nelayan yang biasanya
dibangun di dekat pelabuhan atau perairan sehingga memudahkan akses pasokan
bahan bakar tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
“Kami ingin hidup layak dari laut kami sendiri. Jika dermaga, TPI, dan SPBN
tersedia, harga ikan bisa lebih bersaing dan ongkos melaut pun lebih ringan,”
kata Sulaiman, nelayan senior dari Pekon Penyandingan.
Secara administratif, Kecamatan Kelumbayan terdiri dari delapan pekon,
yaitu Napal, Negeri Kelumbayan, Paku, Umbar, Susuk, Penyandingan, Unggak, dan
Kiluan Negeri. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai nelayan dan petani.
Selain potensi perikanan, Kelumbayan juga dikenal dengan daya tarik wisata
nasional seperti Teluk Kiluan yang masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
Meski memiliki potensi laut dan pariwisata yang besar, masyarakat pesisir
Kelumbayan mengaku belum merasakan dampak signifikan terhadap kesejahteraan
mereka.
Warga berharap pemerintah daerah maupun pusat segera merealisasikan
pembangunan fasilitas perikanan dan distribusi yang memadai agar potensi alam
yang ada dapat benar-benar menjadi sumber kemakmuran bagi masyarakat setempat.
(*)
Berita Lainnya
-
Jalan di Kelumbayan Tanggamus Rusak Parah Jadi Seperti Sungai, Mobilitas dan Ekonomi Warga Tersendat
Kamis, 14 Agustus 2025 -
Miris! Jalan Rusak Kepung Komplek Perkantoran Pemkab Tanggamus, Bertahun-tahun Tak Diperbaiki
Rabu, 13 Agustus 2025 -
Kepala Desa Penyandingan Tanggamus Diduga Selewengkan Dana Desa Ratusan Juta
Selasa, 12 Agustus 2025 -
Terungkap, Jenazah Tanpa Kepala di Pantai Cukuh Pandan Ternyata Akbar Tanjung
Selasa, 12 Agustus 2025