• Rabu, 27 Agustus 2025

Museum Lampung Gelar Seminar Kajian Koleksi, Usung Tema Kuningan dalam Tradisi Masyarakat Lampung

Rabu, 27 Agustus 2025 - 13.58 WIB
19

UPTD Museum Negeri Lampung menggelar seminar kajian koleksi dengan tema “Kuningan dalam Tradisi Masyarakat Lampung”, Rabu (27/8/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – UPTD Museum Negeri Lampung menggelar seminar kajian koleksi dengan tema “Kuningan dalam Tradisi Masyarakat Lampung”, Rabu (27/8/2025). 

Seminar yang menjadi agenda rutin tahunan ini membahas peran kuningan sebagai logam yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi. Kegiatan berlangsung di Gedung Bioskop Museum Lampung dan dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, serta pemerhati budaya.

Pada seminar kali ini, hadir tiga narasumber yakni Kian Amboro, Eko Wahyuningsih, dan Haroni, dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang mahasiswa.

Dalam acara seminar ini juga menampilkan pameran mini kuningan koleksi museum lampung untuk memudahkan interaksi dengan peserta.

Pamong Budaya Ahli Madya Museum Negeri Lampung, I Made Giri Gunadi, S.S., M.Si., menjelaskan bahwa pada masanya, kuningan dipandang sebagai logam mulia sebelum emas digunakan secara luas. Warna dan kilauannya yang menyerupai emas membuat logam ini istimewa serta banyak dimanfaatkan dalam perlengkapan upacara adat dan ritual masyarakat Lampung.

“Segala sesuatu yang berbahan kuningan pada masa lalu dipandang luar biasa. Peralatan upacara dan ritual dibuat dari bahan ini karena melambangkan kemuliaan, penyerahan, dan keikhlasan,” ujar Made Giri dalam pemaparannya.

Selain bernilai simbolik, kuningan juga tercatat sebagai salah satu temuan logam yang cukup tua sebelum masyarakat mengenal berbagai campuran logam lainnya. Karena itu, penting bagi generasi muda memahami bahwa jauh sebelum emas mendominasi, kuningan telah lebih dahulu berjaya dan berperan dalam kehidupan sosial budaya.

Seminar ini tidak hanya menjadi forum penyampaian materi, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk melakukan kajian lanjutan. Penyelenggara berharap peserta tidak berhenti pada informasi yang diperoleh, melainkan turut menggali aspek ilmiah mengenai peran kuningan dalam sejarah dan budaya.

“Kami ingin agar generasi muda tidak hanya menerima, tetapi juga meneliti lebih dalam. Apa yang kita lakukan hari ini diharapkan menjadi pemicu bagi mereka untuk menghasilkan karya dan penelitian yang lebih besar,” tambahnya.

Bagi mahasiswa, seminar ini menjadi pengalaman akademik yang penting sekaligus kesempatan memperluas wawasan. Sementara bagi museum, kegiatan ini menjadi sarana menyebarluaskan hasil kajian koleksi kepada masyarakat agar memberikan manfaat yang lebih nyata.

Hasil rangkaian seminar juga akan dipublikasikan dalam bentuk naskah atau buklet yang dapat diakses oleh masyarakat luas.

Melalui program rutin tahunan ini, Museum Lampung berupaya meneguhkan perannya sebagai pusat kajian budaya sekaligus sarana pendidikan publik. Seminar bertema kuningan tahun ini diharapkan dapat memperkaya literatur budaya serta menumbuhkan kesadaran generasi muda mengenai pentingnya menjaga warisan kebudayaan bangsa. (ADV)