Jalan Lintas Barat Tanggamus Rusak Parah, Warga Desak Perbaikan Permanen

Pengendara sepeda motor terpaksa mengurangi kecepatan dan zig-zag menghindari lubang di Jalinbar kawasan SPBU Kotaagung. Jalur nasional ini kian memprihatinkan, padahal menjadi urat nadi transportasi. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus – Kondisi Jalan Lintas Barat (Jalinbar) di
Kabupaten Tanggamus, terutama dari Kotaagung, Kotaagung Timur, hingga Gisting,
kini kian memprihatinkan. Ruas jalan vital yang menjadi penghubung Provinsi
Lampung dan Bengkulu itu berubah menjadi ladang jebakan maut akibat
lubang-lubang menganga, jalan ambles, dan aspal yang mengelupas.
Pantauan di lapangan, lubang-lubang besar bermunculan di sepanjang ruas
jalan, seperti di SPBU Kotaagung, SDN 4 Kuripan, kantor Balai Besar TNBBS,
Makodim 0424/Tanggamus hingga wilayah Beton Tanjung Jati. Kondisi terparah
terjadibdi kelokan Batu Kramat (perbatasan Pekon Tanjung Jati–Batu Keramat),
selepas tugu perbatasan Kotaagung Timur–Gisting, hingga kawasan Pasar Gisting
dan Kecamatan Gunung Alip.
Tambalan aspal yang baru dipasang pada Agustus 2025 kini sudah rontok,
lubang lama melebar, dan lubang kecil menjelma menjadi perangkap besar bagi
kendaraan, bahkan tercipta lubang-lubang baru berbagai ukuran.
Situasi makin berbahaya ketika hujan turun. Lubang-lubang yang tertutup
air keruh berubah menjadi jebakan maut yang sulit terdeteksi pengendara. “Kalau
malam lebih ngeri lagi, lampu kendaraan tidak bisa memperlihatkan seberapa
dalam lubang itu,” kata Dedi, seorang warga Kotaagung.
Di ruas Pekon Tanjung Jati, Kecamatan Kotaagung Timur, jalan ambles di
atas jembatan Tulung Batu Kebulung juga menambah daftar titik rawan. Ironisnya,
jalan nasional yang semestinya dirawat dengan baik, justru hanya ditambal
seadanya menggunakan plat besi. Bukan solusi, penanganan darurat ini justru
menimbulkan risiko tergelincir, terutama bagi kendaraan roda dua.
Keluhan datang dari para pengguna jalan. Suhartono, seorang sopir travel
asal Pesisir Barat mengaku mobilnya rusak akibat terperosok ke lubang. “Waktu
itu saya lewat malam, saya kira lubangnya tidak dalam, ternyata dalam sekali.
Langsung kaki-kaki mobil saya bunyi, kayak ada yang bengkok,” tuturnya.
Tokoh masyarakat Tanggamus, Akhmadi Sumaryanto, mengecam proyek tambal
sulam yang dinilai sia-sia dan memboroskan anggaran.
“Baru sebulan diperbaiki, aspalnya sudah rontok. Warga jadi korban setiap
hari. Kami butuh solusi permanen, bukan tambalan sementara,” tegasnya.
Senada, aktivis kebijakan publik Panroyen mendesak aparat penegak hukum
(APH) menindak tegas rekanan kontraktor yang diduga mengerjakan proyek
asal-asalan dan tidak sesuai kontrak. “Ini jelas pekerjaan tidak sesuai
standar. Rekanan harus bertanggung jawab, jangan sampai masyarakat jadi korban
karena kelalaian,” katanya.
Panroyen juga menyoroti lemahnya pengawasan instansi terkait di lapangan.
Menurutnya, absennya pengawasan memberi peluang kontraktor untuk bekerja
seenaknya. “Instansi terkait harus ikut bertanggung jawab. Kalau pengawasan
lemah, hasilnya ya seperti ini jalan baru ditambal, sebentar saja sudah rusak,”
ujarnya.
Ruas Jalinbar ini berada di bawah tanggung jawab Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional (BPJN). Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda perbaikan menyeluruh.
Padahal jalur ini semakin padat, baik pada hari kerja maupun akhir pekan,
karena menjadi urat nadi distribusi logistik, transportasi masyarakat, hingga
arus wisata.
Minimnya perhatian pemerintah pusat dan daerah memicu kekecewaan
masyarakat. Seorang pegawai Pemkab Tanggamus yang enggan disebut namanya
menyampaikan harapan sederhana: “Mudah-mudahan segera diperbaiki. Jangan sampai
ada korban kecelakaan,” ujarnya.
Desakan publik kian nyaring. Warga menuntut BPJN bersama pemerintah
provinsi dan kabupaten segera menepati janji kampanye memperbaiki jalan.
“Jangan menunggu jalan ini viral dulu baru diperbaiki. Jalan ini bukan sekadar
infrastruktur, tapi urat nadi keselamatan warga,” ujar Anton, warga Kecamatan
Gisting, dengan nada penuh kecewa.
Kerusakan Jalinbar ini berdampak serius terhadap keselamatan. Data
Satlantas Polres Tanggamus mencatat lonjakan tajam kasus kecelakaan di ruas
vital tersebut, dari 45 kasus pada 2023 menjadi 126 kasus sepanjang 2024.
Korban meninggal dunia bertambah dari 39 orang menjadi 45 orang, sementara
korban luka berat dan ringan meningkat signifikan. (*)
Berita Lainnya
-
Sejumlah Anggota DPRD Tanggamus Tidak Hadir, Pengesahan APBD Perubahan 2025 Terancam Tertunda
Senin, 08 September 2025 -
Napi Kasus Pencurian Ditemukan Tewas Diduga Gantung Diri di Rutan Kotaagung
Senin, 08 September 2025 -
Gagal Kabur, Pelaku Curanmor di Pugung Diringkus Polisi dan Warga Setelah Motor Mogok
Senin, 08 September 2025 -
Bulan Merah di Langit Kotaagung, Warga Tanggamus Tersihir Pesona Blood Moon
Senin, 08 September 2025