Menu MBG di Tanggamus Dinilai Tidak Layak

Penampakan Menu MBG SD di Kecamatan Semaka dan Kotaagung. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di
Kabupaten Tanggamus menuai keluhan dari masyarakat. Menu yang dibagikan kepada
siswa, baik di SD wilayah Kecamatan Semaka maupun SMAN 1 Kotaagung, dinilai
jauh dari standar gizi dan porsi ideal yang dibutuhkan anak sekolah.
Di tingkat sekolah dasar (SD) di Kecamatan Semaka, dokumentasi yang
beredar menunjukkan paket makan siang MBG hanya berisi seporsi nasi putih, dua
potong tempe goreng, tiga butir bakso, sedikit tumis jagung dengan labu siam,
serta sebuah pisang. Menu sederhana ini dianggap tidak seimbang untuk memenuhi
kebutuhan gizi harian anak-anak.
“Kalau hanya nasi, tempe, bakso, sedikit tumisan, dan satu pisang, apa
sudah layak disebut makan bergizi? Anak-anak butuh protein, vitamin, dan
sayuran. Ini menu yang diterima anak kami hari ini,” ujar Rani, salah seorang
orang tua murid di Semaka, Senin (8/9/2025).
Kondisi lebih memprihatinkan terlihat di SMAN 1 Kotaagung. Siswa hanya
menerima sepotong roti tawar, telur goreng, dua biji lengkeng, satu stroberi
kecil, potongan timun dan seledri, serta sambal saset. Menu ini dinilai minim
nutrisi, tidak seimbang, dan tidak cukup memberi energi bagi remaja yang tengah
berada dalam masa pertumbuhan.
“Kalau begini, anak-anak bukannya sehat, malah bisa kekurangan energi
untuk belajar. Porsinya kecil, gizinya juga tidak seimbang,” keluh Adi, seorang
wali murid di Kotaagung.
Mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019 dari Kementerian Kesehatan,
anak usia 6–9 tahun memerlukan sekitar 1.650 kkal energi, 40 gram protein, 55
gram lemak, 250 gram karbohidrat, serta 23 gram serat per hari.
Sementara untuk remaja SMA, kebutuhan gizi harian bahkan lebih tinggi,
bisa mencapai 2.100–2.400 kkal energi dengan porsi protein, vitamin, dan
mineral yang lebih besar.
Selain itu, pedoman Isi Piringku Kemenkes menekankan pentingnya komposisi
seimbang dalam setiap porsi makan: 50 persen sayur dan buah, serta 50 persen
makanan pokok dan lauk berprotein. Tujuannya agar anak mendapatkan asupan
karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan serat dalam jumlah cukup.
Jika dibandingkan dengan menu MBG yang dibagikan di Semaka maupun
Kotaagung, jelas terlihat belum ada kesesuaian dengan standar tersebut. Porsi
sayur dan buah sangat minim, variasi lauk kurang, serta kandungan protein dan
serat jauh dari ideal.
Masyarakat menilai program yang sejatinya dirancang untuk memperbaiki
gizi anak justru berisiko menjadi formalitas belaka tanpa pengawasan ketat.
Mereka mendesak pemerintah daerah segera melakukan evaluasi menyeluruh, baik
dari sisi menu, kualitas, maupun distribusi makanan.
“Kalau dibiarkan, tujuan program ini tidak akan tercapai. Anak-anak malah
bisa kekurangan asupan yang seharusnya mereka dapatkan,” tambah Yudi, seorang
wali murid di Semaka.
Hingga berita ini diturunkan, pihak dinas terkait belum memberikan
penjelasan resmi atas keluhan masyarakat mengenai menu MBG di Kecamatan Semaka
dan Kotaagung. (*)
Berita Lainnya
-
Paripurna Gagal, Anggota DPRD Tanggamus Tetap Asyik Dinas Luar ke Jakarta
Selasa, 09 September 2025 -
Tidak Kuorum, Rapat Paripurna Pengesahan APBD Perubahan Tanggamus Ditunda Tiga Hari
Senin, 08 September 2025 -
Sejumlah Anggota DPRD Tanggamus Tidak Hadir, Pengesahan APBD Perubahan 2025 Terancam Tertunda
Senin, 08 September 2025 -
Napi Kasus Pencurian Ditemukan Tewas Diduga Gantung Diri di Rutan Kotaagung
Senin, 08 September 2025