• Minggu, 21 September 2025

Nyambai hingga Sekura Cakak Buah Meriahkan Festival Budaya HUT Lampung Barat, Penonton Tumpah Ruah

Minggu, 21 September 2025 - 09.42 WIB
52

Situas festival budaya dalam rangka HUT Lampung Barat ke-34 yang ramai dikunjungi masyarakat yang digelar di lapangan pekon (Desa) Kenali, Kecamatan Belalau, Minggu (21/9/2025). Foto: Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Ribuan warga tumpah ruah memadati lapangan Pekon Kenali, Kecamatan Belalau, dalam festival budaya yang digelar sebagai bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-34 Kabupaten Lampung Barat.

Kegiatan yang berlangsung meriah pada Minggu (21/9/2025) itu menampilkan berbagai atraksi budaya khas daerah, mulai dari seni tari nyambai hingga festival budaya sekura yang menjadi ikon Lampung Barat.

Tak hanya itu, pengunjung juga disuguhkan tradisi sekura cakak buah atau panjat pinang, yang biasanya hanya digelar saat pesta budaya sekura setelah Hari Raya Idulfitri.

Festival ini menjadi salah satu acara yang paling ditunggu masyarakat, lantaran kegiatan semacam ini jarang digelar, apalagi dikemas dalam perayaan HUT daerah.

“Acara ini sangat luar biasa. Saya merasa bangga karena budaya Lampung Barat bisa ditampilkan secara terbuka dan menghibur masyarakat,” kata Heri, salah satu warga yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Menurutnya, kehadiran festival budaya bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga menjadi pengingat agar masyarakat tidak melupakan tradisi leluhur.

“Anak-anak muda harus tahu dan bangga dengan tradisi kita. Kalau tidak ditampilkan seperti ini, bisa saja mereka semakin jauh dari budaya daerah,” jelasnya.

Sementara itu, Edwin, warga asal Kecamatan Batu Ketulis yang turut hadir bersama keluarganya, mengaku terkesan dengan ramainya masyarakat yang datang.

“Luar biasa sekali antusias masyarakat. Saya kira hanya warga sekitar, ternyata banyak juga yang datang dari kecamatan lain. Bahkan ada yang dari Liwa dan sekitarnya,” ujarnya.

Edwin menilai, acara semacam ini mampu menggerakkan perekonomian lokal. Banyak pedagang kecil yang ikut berjualan di sekitar lapangan sehingga suasana semakin ramai dan penuh warna.

“Selain hiburan, efek ekonominya terasa. Pedagang makanan, minuman, hingga mainan anak-anak laris manis. Jadi kegiatan ini tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga membantu ekonomi masyarakat,” kata Edwin.

Rina, warga lainnya, mengatakan festival budaya menjadi momen langka yang tidak ingin ia lewatkan. Baginya, atraksi sekura cakak buah menjadi tontonan yang paling menarik.

“Paling seru itu saat sekura cakak buah. Anak-anak dan orang dewasa ikut bersorak. Rasanya seperti pesta rakyat yang benar-benar membahagiakan,” tutur Rina.

Ia berharap festival budaya seperti ini bisa dijadikan agenda rutin, bukan hanya saat peringatan HUT kabupaten. Dengan begitu, generasi muda semakin dekat dengan seni dan budaya daerah.

“Kalau bisa setiap tahun ada, meski tidak di semua kecamatan, minimal ada satu event besar yang bisa jadi daya tarik wisata,” katanya.

Festival budaya ini juga menegaskan kembali posisi Lampung Barat sebagai salah satu daerah di Lampung yang kaya akan seni tradisi. Apalagi, festival sekura sebelumnya pernah masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dengan antusiasme masyarakat yang begitu besar, acara ini diharapkan mampu memperkuat identitas budaya Lampung Barat sekaligus menjadi momentum mempererat kebersamaan warga dalam merayakan hari jadi daerah. (*)