Ferry Irwandi Soroti Bonus Demografi dan Era Digital di FEBI Fest UIN RIL 2025

Ferry Irwandi, founder dari Malaka Project. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sesi siang Economic Symposium dalam rangkaian FEBI Fest 2025 Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menghadirkan narasumber nasional, Ferry Irwandi, founder dari Malaka Project yang populer karena konten edukasi terkait pendidikan, politik, ekonomi, dan fenomena sosial lainnya.
Dalam paparannya, Selasa (23/09/2025), Ferry menyampaikan bahwa ilmu ekonomi sejatinya adalah bagaimana manusia menjalani hidup. Sebuah riset menjelaskan manusia itu dalam satu jam biasa membuat dua ribu pilihan dalam hidup.
Menurutnya, banyak kekeliruan dalam memahami ilmu ekonomi sehingga para insan cendekia, khususnya mahasiswa ekonomi, harus benar-benar mengerti mengapa mereka belajar ekonomi.
"Ekonomi itu tidak dipelajari semua orang, tapi dibicarakan semua orang. Karena itu, orang yang menekuni ilmu ekonomi punya tanggung jawab terhadap jalannya ekonomi, termasuk memberi masukan agar pemerintah mengambil kebijakan yang tepat,” katanya di Ballroom UIN RIL.
Ferry menekankan pentingnya fundamental ekonomi yang kuat, yang menurutnya hanya bisa lahir dari mereka yang terdidik dengan baik. Pertumbuhan ekonomi, ujarnya, menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar.
Menyoroti tema Economic Symposium: Membangun Ekosistem Ekonomi Terdidik dan Ekonomi Digital Indonesia di Era Bonus Demografi, Ferry menjelaskan mengenai isu bonus demografi.
Indonesia akan memasuki masa tersebut mulai 2030 dan mencapai puncaknya pada 2045, di mana usia produktif mendominasi populasi.
"Bonus demografi itu gift, seperti yang dimiliki China dan India. Tapi produktif hanya bisa terjadi kalau ada yang bisa diproduksi. Kalau tidak, ini bisa jadi bencana demografi. Ketika ekonomi hancur, manusia bisa saling memakan satu sama lain,” tegasnya.
Baca juga : FEBI FEST UIN RIL 2025 Tandai Satu Dekade Mencerdaskan Anak Bangsa dalam Ekonomi dan Bisnis Islam
Karena itu, ia menekankan perlunya ekosistem ekonomi yang terdidik, di mana mahasiswa tidak hanya berfokus pada teori tetapi juga mampu menghasilkan solusi konkret.
Negara, tambahnya, juga harus hadir menyediakan lapangan pekerjaan agar generasi produktif terserap dengan baik.
Sejalan dengan tema, Ferry juga menyinggung perkembangan teknologi digital, AI, dan pola komunikasi internet. Ia menyebut bahwa ruang baru ini menjadi tantangan besar, dan mahasiswa generasi Z adalah penghuni pertama dunia tersebut.
"Ini dunia baru. Generasi kalian yang akan hidup di dalamnya, berkompetisi bahkan dengan generasi berikutnya. Maka diperlukan inovasi, kolaborasi, dan kontribusi nyata,” katanya.
Selain itu, Ferry juga menekankan pentingnya sikap berani dalam menghadapi risiko, namun bukan sekadar nekat.
"Keberanian itu lahir dari rasionalitas. Bedakan antara berani, nekat, dan bodoh. Berani itu hadir dari hitungan, dari angka, dari realitas yang rasional,” jelasnya.
Paparan Ferry menjadi salah satu bagian dari rangkaian FEBI Fest 2025 yang digelar dalam rangka memperingati satu dekade FEBI UIN Raden Intan Lampung.
Acara ini berlangsung dari 22 September hingga 9 Oktober 2025, dengan berbagai kegiatan seperti bazar UMKM, lomba nasional (poster, debat ekonomi, business plan, karya tulis ilmiah), futsal, dan pemilihan Duta FEBI. (*)
Berita Lainnya
-
Walikota Eva Dwiana Bantu Keluarga Bocah Tenggelam di Pantai Ujung Timbunan
Rabu, 24 September 2025 -
FEBI FEST UIN RIL 2025 Tandai Satu Dekade Mencerdaskan Anak Bangsa dalam Ekonomi dan Bisnis Islam
Rabu, 24 September 2025 -
Tuntaskan Jalan Rusak di Lampung, Pemprov Butuh Rp 4 Triliun
Rabu, 24 September 2025 -
Hari Tani Nasional, DPD PDI Perjuangan Lampung Kunjungi Petani Madu dan Sawah di Dua Daerah
Rabu, 24 September 2025