LDS Dorong Peran Aktif Anak Muda dalam Demokrasi Substansial

Lab For Democracy Studies (LDS) menggelar Bootcamp Volunteer Batch I di Camp 91 Kedaung, Kemiling, Bandar Lampung. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Lab For Democracy
Studies (LDS) menggelar Bootcamp Volunteer Batch I di Camp 91 Kedaung,
Kemiling, Bandar Lampung yang dimulai pada 18 Oktober hingga 19 Oktober 2025.
Agenda ini dibuka langsung oleh Founder LDS, Fatikhatul Khoiriyah.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa inisiatif
bootcamp ini lahir dari kegelisahan anak muda untuk menghadirkan demokrasi
substansial di kalangan generasi Z.
"Kami yakin dari segelintir peserta yang
mengikuti proses bootcamp secara utuh akan lahir kekuatan besar untuk mendorong
demokrasi yang lebih baik,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (20/10/2025).
Pimpinan proyek bootcamp, Haryadi Sudibyo,
menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk mendekati sekaligus
menafsirkan ulang makna republik yang kini kian terdegradasi.
“Dengan tema Visiting the Idea of Republicanism, res
publica dalam konsep dasarnya menghendaki segala aktivitas dalam ranah tindakan
hanya dan semata untuk kepentingan publik. Oleh karena itu, kita sebagai warga
negara harus mengambil posisi dan kembali pada makna yang sesungguhnya,”
tegasnya.
Ia juga menjelaskan pemilihan lokasi Camp 91 Kedaung
sebagai simbol semangat kembali ke akar dan mendekatkan diri pada realitas
sosial.
“LDS berharap para volunteer tidak hanya memiliki
pemahaman teoritis, tetapi juga kepekaan sosial dan komitmen kuat untuk
mempraktikkan nilai-nilai demokrasi di komunitas masing-masing,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur LDS, Dedy Indra Prayoga,
menekankan pentingnya agenda ini sebagai langkah konkret dalam membangun
masyarakat rasional.
“Bootcamp ini adalah kerja intelektual demi
terciptanya masyarakat rasional. Masyarakat yang rasional adalah syarat utama
bagi lahirnya negara demokrasi yang sehat dan berjalan sebagaimana mestinya,”
jelasnya.
Bootcamp Volunteer LDS difokuskan pada pelatihan
berpikir kritis dan literasi politik mendalam. Kurikulum yang disiapkan
mencakup analisis isu publik, mekanisme partisipasi warga negara, serta
pembentukan budaya debat yang sehat dan berbasis data.
Para volunteer diharapkan menjadi garda terdepan
dalam menyebarkan kesadaran politik yang terbebas dari disinformasi sekaligus
mendorong terciptanya diskusi publik yang lebih berkualitas di tengah
masyarakat. (*)
Berita Lainnya
-
Revitalisasi Bahasa Lampung, Kementerian Kebudayaan dan Lampung Literature Gelar Seminar Bahasa
Senin, 20 Oktober 2025 -
KPU Sebut Indeks Partisipasi Pilkada Lebih Baik Dibanding Pemilu 2024
Senin, 20 Oktober 2025 -
Bareskrim Ungkap 32 Tambang Ilegal di Lampung, DLH Klaim Sudah Tutup 20 Tambang
Senin, 20 Oktober 2025 -
PLN UID Lampung Dorong Pengarusutamaan Gender, Resmikan Fasilitas Day Care dan Laktasi di Momen Workshop Srikandi
Minggu, 19 Oktober 2025