• Senin, 20 Oktober 2025

Revitalisasi Bahasa Lampung, Kementerian Kebudayaan dan Lampung Literature Gelar Seminar Bahasa

Senin, 20 Oktober 2025 - 09.36 WIB
17

Lampung Literature bersama Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII, Kementerian Kebudayaan RI, akan menggelar Seminar Bahasa. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Dalam upaya melestarikan dan merevitalisasi bahasa daerah melalui medium sastra, Lampung Literature bersama Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII, Kementerian Kebudayaan RI, akan menggelar Seminar Puisi Berbahasa Lampung pada Selasa, 21 Oktober 2025, di Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.

Mengusung tema “Seminar Bahasa Lampung: Revitalisasi Bahasa Melalui Media Puisi,” kegiatan ini diharapkan menjadi ruang pertemuan antara penyair, peneliti, akademisi, dan penutur bahasa Lampung.

Diskusi akan menyoroti tiga isu utama, yakni kondisi bahasa Lampung saat ini, potensi estetika bahasa Lampung dalam puisi, serta strategi revitalisasi bahasa daerah melalui kegiatan seni.

Sejumlah narasumber akan hadir, di antaranya Ari Pahala Hutabarat, M.Pd (penyair dan kurator pameran), Iqbal Hilal, M.Pd (akademisi Pendidikan Bahasa Lampung FKIP Unila), Dr. Tito Budiraharto, S.E., M.M (Kepala Perpusda Provinsi Lampung), dan Dr. Munaris, M.Pd (Kaprodi Pendidikan Bahasa Lampung FKIP Unila). Seminar akan dimoderatori oleh Edi Siswanto, M.Pd.

Penanggung Jawab Lampung Literature, Iskandar, menjelaskan bahwa seminar ini dirancang sebagai ruang intelektual untuk mempertemukan pandangan praktisi seni dan akademisi dalam membaca ulang posisi bahasa Lampung di era modern.

“Revitalisasi bahasa tidak cukup hanya dengan perayaan, tetapi perlu diletakkan di ranah wacana untuk dibicarakan, dipertanyakan, dan dipahami kembali konteksnya. Dari ruang seperti inilah strategi konkret bisa lahir, bukan hanya untuk melestarikan, tapi juga menghidupkan bahasa Lampung dalam kesadaran generasi muda,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (20/10/2025).

Sementara itu, akademisi FKIP Unila, Iqbal Hilal, menilai karya sastra, khususnya puisi, memiliki peran strategis dalam dunia pendidikan untuk memperkuat fungsi bahasa daerah.

“Puisi bisa menjadi medium yang efektif untuk membumikan bahasa Lampung di kalangan siswa dan mahasiswa. Melalui sastra, bahasa tidak hanya diajarkan, tetapi dihidupkan—menjadi bagian dari pengalaman estetis dan emosional mereka,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Ari Pahala Hutabarat. Menurutnya, puisi berbahasa daerah menghadirkan keindahan sekaligus kesadaran baru akan pentingnya bahasa ibu.

“Bahasa dalam puisi bukan hanya alat, tapi juga jiwa. Jika bahasa daerah bisa menjadi tubuh puisi, artinya ia masih hidup dan mampu menampung pemikiran serta perasaan modern,” katanya.

Seminar yang berlangsung pukul 13.00–15.30 WIB ini akan diikuti peserta terbatas, meliputi mahasiswa, guru, komunitas sastra, seniman, serta masyarakat umum yang peduli pada isu kebahasaan.

Melalui kegiatan ini, Kementerian Kebudayaan bersama Lampung Literature berharap tumbuh kesadaran kolektif untuk menjadikan bahasa Lampung sebagai sumber daya kreatif yang tidak hanya diwariskan, tetapi juga dihidupkan kembali melalui karya sastra dan dialog lintas generasi. (*)