• Selasa, 21 Oktober 2025

Mekarnya Keajaiban di Tanah Bumiagung Lambar

Selasa, 21 Oktober 2025 - 17.39 WIB
107

Mekarnya Keajaiban di Tanah Bumiagung Lambar. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Di antara rimbun kebun kopi dan pisang milik warga Dusun Bumiagung, Pekon Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), tiba-tiba bumi menumbuhkan keajaibannya sendiri.

Dari tanah yang lembap dan sunyi itu, muncul bunga raksasa berwarna merah keunguan, menjulang setinggi dua meter yakni bunga bangkai (Amorphophallus titanum), tanaman langka yang hanya tumbuh di tempat dengan ekosistem sempurna.

Kemunculan bunga bangkai itu membuat warga berbondong-bondong datang. Mereka berjalan menyusuri jalan tanah yang basah seusai hujan, membawa ponsel dan rasa takjub. Ada yang datang dari desa tetangga, ada pula yang hanya ingin melihat langsung “keajaiban” yang biasanya hanya bisa disaksikan di kebun raya.

"Bunga ini tidak muncul setiap tahun. Bisa lima tahun sekali baru tumbuh di tempat yang sama.Kemunculannya pertanda baik. Tanah kita masih subur dan hidup,” ujar Camat Bandar Negeri Suoh, Mat Rizal, saat meninjau lokasi, Selasa (21/10/2025).

Bunga bangkai itu tumbuh tanpa perawatan, tanpa pupuk, seolah alam sendiri yang merawatnya. Batangnya kokoh, kelopaknya membuka lebar, menebarkan aroma menyengat yang khas tanda bahwa kehidupan sedang bekerja dalam ritme alamnya sendiri.

"Biasanya bunga ini hanya tumbuh di hutan lebat dengan kelembapan tinggi. Tapi sekarang ia tumbuh di lahan warga. Ini menandakan tanah Hantatai masih memiliki ekosistem yang sehat,” lanjut Mat Rizal dengan nada bangga.

Meski baunya menusuk hidung, warga tetap antusias. Anak-anak kecil berlarian di sekitar lokasi sambil menutup hidung, sementara orang dewasa bergantian berfoto di samping bunga langka itu. Tak sedikit yang memanjatkan doa, menganggapnya sebagai isyarat keberkahan bagi tanah mereka.

"Selama hidup saya, baru kali ini lihat bunga bangkai. Baunya luar biasa, tapi cantik sekali,” ujar Marni, salah satu warga, sambil tersenyum lebar.

Kini, bunga bangkai itu menjadi daya tarik wisata dadakan. Pemerintah pekon meminta warga menjaga dan tidak merusak tanaman tersebut agar bisa dinikmati hingga masa mekarnya selesai.

Di tengah perubahan alam dan berkurangnya hutan, kemunculan bunga bangkai di tanah warga menjadi pengingat sederhana: bahwa alam masih hidup, masih berbicara dan kadang, ia memilih berbicara lewat keindahan yang langka. (*)