Saat Teknologi Menemukan Ruhnya: Gagasan Pendidikan Humanis SALAM TECH, Oleh: Koderi
Koderi, Penggerak Teknologi Pendidikan dan Dosen Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pendidikan yang Kehilangan Ruh Kemanusiaan, Pendidikan modern di tengah derasnya arus digitalisasi, sering terjebak dalam euforia teknologi.
Aplikasi platform daring, dan kecerdasan buatan menjanjikan kemudahan, tetapi sering kali kehilangan esensi kemanusiaan. Pendidikan sejatinya bukan sekadar transmisi pengetahuan, melainkan proses pembentukan manusia seutuhnya.
Sebagaimana ditegaskan Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan harus menuntun segala kekuatan kodrat peserta didik agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat.
Maka, ketika pendidikan kehilangan ruhnya, teknologi pun berubah dari alat pemberdaya menjadi instrumen yang mendehumanisasi.
SALAM TECH: Integrasi Ilmu, Teknologi, dan Moralitas
Model SALAM TECH (Science–Art–Language–Application–Morality through Technology for Education, Creativity, and Humanity) hadir sebagai upaya penulis menjembatani jurang antara kemajuan teknologi dan kebutuhan humanisasi pendidikan.
Science menumbuhkan rasionalitas dan berpikir ilmiah.
Art menumbuhkan kepekaan estetika dan kreativitas.
Language memperkuat komunikasi dan ekspresi budaya.
Application menegaskan pentingnya praktik dan inovasi nyata.
Morality menjadi landasan etik yang mengarahkan semua dimensi tersebut agar berorientasi pada kemaslahatan manusia.
Dengan demikian, teknologi bukan lagi mesin tanpa jiwa, tetapi sarana spiritual dan intelektual yang memuliakan manusia.
Fondasi Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi SALAM TECH
Secara ontologis, SALAM TECH memandang manusia sebagai makhluk berilmu, berperasaan, dan bermoral. Pandangan ini sejalan dengan Al-Ghazali, yang menegaskan bahwa ilmu sejati ialah yang menuntun manusia kepada kesempurnaan akhlak dan kedekatan dengan Tuhan.
Ontologi ini menempatkan manusia sebagai subjek utama pendidikan, bukan objek dari sistem teknologi.
Secara epistemologis, SALAM TECH menggabungkan pendekatan ilmiah, reflektif, dan spiritual. Proses belajar tidak berhenti pada pengetahuan objektif, melainkan menuntun pada kesadaran makna.
Di sinilah teori "Multiple Intelligences" dari Howard Gardner menemukan relevansinya, bahwa kecerdasan tidak tunggal, melainkan majemuk, meliputi aspek kognitif, emosional, sosial, dan moral.
Secara aksiologis, pendidikan berfungsi menumbuhkan nilai dan kebajikan. Pandangan Ibnu ‘Athaillah dalam Al-Hikam menegaskan bahwa ilmu yang tidak menumbuhkan kesadaran ilahiah hanya menjadi beban pikiran.
Oleh karena itu, SALAM TECH menempatkan moralitas sebagai pemandu pemanfaatan teknologi agar tetap berpihak pada kemanusiaan dan keadilan.
Pendidikan Humanis di Era Digital: Dari Refleksi Menuju Transformasi
Pendidikan humanis dalam kerangka SALAM TECH bukan sekadar gagasan normatif, tetapi arah transformasi praksis.
Dunia pendidikan perlu bergerak dari sekadar "Digital adaptation" menuju "Digital humanization" yaitu menjadikan teknologi sebagai ruang pengembangan empati, kolaborasi, dan kreativitas.
Guru berperan bukan sebagai “Operator sistem”, melainkan sebagai “Penuntun jiwa belajar”. Sementara peserta didik tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta nilai dan makna di dalamnya.
Dengan paradigma ini, pendidikan berbasis teknologi mampu menghidupkan kembali semangat “menjadi manusia” di tengah dunia yang semakin mekanistik.
Penutup: Mendidik dengan Teknologi yang Berjiwa
Pendidikan sejati bukanlah yang paling canggih secara perangkat, melainkan yang paling bermakna secara kemanusiaan. Model SALAM TECH menghadirkan paradigma baru bahwa teknologi dapat memiliki ruh, ketika ia berpadu dengan ilmu, seni, bahasa, aplikasi, dan moralitas.
Dengan ruh itu, pembelajaran digital tidak lagi kering dan terasing, tetapi menjadi jalan bagi tumbuhnya manusia yang berilmu, beradab, dan berprikemanusian. (*)
Berita Lainnya
-
DLH Catat Produksi Sampah SPPG di Lampung Capai 101 Ton per Hari
Senin, 27 Oktober 2025 -
Dinkes Pastikan Belum Ada Kasus Influenza Tipe A di Bandar Lampung
Senin, 27 Oktober 2025 -
DPRD Lampung Dorong OPD Pastikan Pengelolaan Sampah Program MBG Sesuai Ketentuan
Senin, 27 Oktober 2025 -
BPKP: Lampung Masih Bisa Tingkatkan PAD Hingga 22 Persen
Senin, 27 Oktober 2025









