• Kamis, 04 Desember 2025

Program SPHP Jagung Pakan Berlanjut Hingga Januari 2026

Kamis, 04 Desember 2025 - 14.10 WIB
12

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Jakarta - Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan bagi peternak layer mandiri diputuskan pemerintah untuk kembali dilanjutkan sampai akhir Januari 2026. Ini perlu dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi harga telur dan daging ayam menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Adapun realisasi SPHP jagung tahap pertama telah dinyatakan usai. Per 15 November, realisasinya sejumlah 51,2 ribu ton dari pagu target 52,4 ribu ton dan menyasar kepada 3.578 peternak ayam ras petelur di 17 provinsi. 

Menimbang masih adanya stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) di Perum Bulog dan terdapat usulan perpanjangan program SPHP jagung dari kalangan asosiasi peternak, maka SPHP jagung kembali dilanjutkan. Adapun stok CJP sampai awal Desember ini masih ada 43 ribu ton.

"Pokoknya sesuai Pak Menko Pangan tadi, kami ikut. Sekarang tahun ini kan diperpanjang SPHP-nya, karena jagung masih ada. Ingat, stok cadangan jagung masih ada. (Jadi) ada jagung SPHP," terang Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ditemui usai Rapat Koordinasi Terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Selasa (2/12/2025).

"Kalau peternak babi. Tadi kan minta 50 ton. Tidak masalah. Pokoknya di mana daerah yang minta, kapan permintaan, kapan saja (kita salurkan). Ini kan masih ada (stok CJP di Bulog)," tambah Amran.

Untuk diketahui, perpanjangan program SPHP jagung agar menjadi tahap kedua ini datang dari usulan berbagai pihak, antara lain Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat dan Dinas Tanaman Pangan dan Peternak Provinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu juga terdapat usulan dari Koperasi Pinsar Unggas Nasional Sejahtera, Koperasi Satwa Karya Mandiri, Koperasi Putera Blitar, Paguyuban Peternak Rakyat Nasional, dan Koperasi Produsen Srikandi Blitar Sejahtera.

Dalam kalkulasi Bapanas, apabila SPHP jagung tahap kedua digelontorkan stok CJP sebanyak 42 ribu ton, maka setidaknya membutuhkan anggaran Rp 63,1 miliar. Skema anggaran yang perlu ditempuh kemungkinan adalah Anggaran Belanja Tambahan (ABT) dengan Bapanas mengusulkan ke Kementerian Keuangan sesuai hasil Rakortas Kemenko Pangan (2/12/2025).

Adapun program SPHP jagung pakan ini merupakan salah satu instrumen penekan harga komoditas telur dan daging ayam. Kendati begitu, Mentan/Kepala Bapanas Amran sudah memegang formula mujarab untuk bagaimana negara hadir dalam ekosistem perunggasan ke depannya.

"Kalau SPHP-nya beli Rp 5.500 per kilo. Tapi harga tertinggi di peternak Rp 7.000, sepakat semua. Berikutnya yang terpenting adalah harga DOC (Day Old Chicks) turun, karena kalau DOC-nya naik, naik semua lah. Ayam naik, telur naik. Karena asal-usulnya di situ kan," kata Amran.

"(Jadi) harus ada solusi permanen. Bapak Presiden sudah menyampaikan bahwa kita bangun feed-mill. Nanti kita juga menghasilkan DOC, kemudian pakan dan seterusnya. Itu negara, sehingga harga tidak naik turun. Khusus DOC dan pakan, karena kalau itu naik turun, pasti dampaknya naiknya ayam dan telur," pungkas Amran.

Mengenai perkembangan harga, Panel Harga Pangan Bapanas mencatat rerata harga jagung tingkat peternak secara nasional per 2 Desember berada di Rp 6.851 per kilogram (kg). Ini mulai menurun tipis 0,15 persen dibandingkan seminggu sebelumnya yang masih di Rp 6.861 per kg.

Sementara, Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam Rakortas turut menyatakan perlunya adanya kelanjutan program SPHP jagung di Desember ini. Menurutnya, menjelang momen Nataru ada kemungkinan terjadi fluktuasi harga telur dan daging ayam.

"Menambahkan sedikit terkait dengan jagung, kami setuju (SPHP jagung), karena itu berkaitan juga dengan harga telur dan ayam. Jadi sekarang menjelang Nataru, (agar) harga kedua komoditas tersebut cukup stabil," kata Mendag Budi.

Adapun rerata harga telur dan daging ayam per 2 Desember masing-masing berada di Rp 30.846 per kg dan Rp 38.976 per kg. Dibandingkan seminggu sebelumnya rerata harga kedua komoditas masih berfluktuasi tipis, tapi tidak begitu drastis.

Kendati begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan telur dan daging ayam di November 2025 kompak mengalami deflasi masing-masing 0,65 persen dan 1,80 persen. Telur dan daging ayam pun menjadi komoditas peredam inflasi di November setelah beberapa bulan sebelumnya mengalami inflasi. (**)