• Kamis, 07 November 2024

Badan Intel AS Desak Donald Trump untuk Larang Produk ZTE dan Huawei, Ini Alasannya!

Kamis, 15 Februari 2018 - 19.35 WIB
48

 

Kupastuntas.co, Jakarta – Rasa-rasanya cina patut diacugi jempol dalam hal pengembangan teknologi yang mampu membuat Amerika Serikat sedikit khawatir. Pasalnya, enam badan intelijen Amerika Serikat itu mendesak pemerintahan Donald Trump untuk tidak menggunakan produk tertentu yang berasal dari Cina.

Mengutip situs The Verge, Kamis, (15/2’/2018), beberapa produk yang dimaksud ialah Huawei dan ZTE.  Kemudian, enam lembaga intelijen yang dimaksud diantaranya ialah FBI, Bureau of Intelligence and Research, CIA, NSA, Defense Intelligence Agency (DIA), serta Intelijen Nasional (National Intelligence).

Keenam lembaga yang terintegrasi ke dalam Komunitas Intelijen AS itu berbicara di depan Komite Intelijen Senat AS pada Selasa, (13/2/2018) lalu. Menurut Chris Wray, Direktur FBI,  mempercayakan produk ZTE dan Huawei, memiliki resiko yang tinggi karena kedua merk handphone tersebut  diduga melakukan operasi mata-mata di Amerika.

"Kami sangat prihatin dengan risiko pemberian izin bagi setiap perusahaan atau entitas yang terikat pada pemerintah asing (China) yang tidak memiliki nilai saham untuk mendapatkan posisi strategis di dalam jaringan telekomunikasi kita," kata Wray, mengingatkan.

Ia menambahkan, ini akan memberikan kemampuan kepada asing untuk memodifikasi atau mencuri informasi yang tak terdeteksi.'

Apa yang disampaikan tersebut bukanlah hal yang baru. Beberapa kelompok Intelijen America telah lama mewaspadai Huawei, yang diprakarsai oleh mantan insinyur di Tentara Pembebasan Rakyat China. Insiyur tersebut disinyalir oleh politisi Amerika sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah China.

Saat ini pemerintah AS sedang mempertimbangkan rancangan undang-undang yang membolehkan mereka melarang seluruh pegawai negeri sipil menggunakan smartphone buatan Huawei dan ZTE.

Senator Richard Burr dari Partai Republik, Ketua Komite Intelijen Senat, mengatakan bahwa fokusnya kini tertuju pada China, terkhusus pada perusahaan telekomunikasi seperti halnya ZTE dan Huawei.

"Kami memahaminya secara luas kalau mereka (Huawei dan ZTE) memiliki hubungan luar biasa dengan pemerintah China," ungkap Burr. (*)

Editor :