• Jumat, 26 April 2024

Indonesia Serukan Perdamaian di Rakhine Myanmar dan Palestina

Sabtu, 07 April 2018 - 12.36 WIB
39

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Indonesia menyerukan kepada negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) untuk membantu para pengungsi Rohingya di Rakhine State, Myanmar. Seruan itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dalam dalam Konferensi Tingkat Menteri Gerakan Non Blok (KTM GNB) ke-18 di Baku, Azerbaijan, 5-6 April 2018.

Dalam pidatonya, Wamenlu RI menyampaikan bahwa Indonesia mengikuti dengan seksama situasi di Negara Bagian Rakhine dan terus mendesak Myanmar untuk memulihkan stabilitas dan keamanan di wilayah itu.

"Komunitas internasional harus melakukan lebih untuk membantu para pengungsi, khususnya mereka yang ada di perbatasan Bangladesh," kata Wamenlu RI merujuk pada pengungsi Rohingya yang membanjiri perbatasan Bangladesh-Myanmar sejak tahun lalu.

"Indonesia telah mengirim sejumlah bantuan kepada pengungsi di Bangladesh, termasuk saat kunjungan Presiden kami ke Bangladesh, Januari lalu," ungkap Wamenlu RI.

Lebih lanjut, Wamenlu menegaskan pentingnya pencegahan agar insiden mengalirnya pengungsi Rohingya itu tidak terjadi lagi, yakni dengan mengatasi akar permasalahannya.

Palestina Merdeka

Selain masalah Myanmar, Wamenlu RI juga menegaskan pentingnya mendukung kemerdekaan Palestina. Palestina merupakan satu-satunya negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955, cikal bakal lahirnya GNB, yang hingga kini belum merdeka.

"Tidak ada kerja sama pembangunan yang nyata tanpa saudara-saudara kita di Myanmar dan Palestina," kata Wamenlu RI.

Perdamaian yang abadi, menurut Wamenlu RI, hanya bisa dicapai melalui solusi dua negara, dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.

Di KTM GNB, Indonesia mengulangi kecaman terhadap keputusan unilateral yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Delegasi saya muak dengan situasi saat ini di Gaza. Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh tentara Israel atas aksi damai di perbatasan Gaza-Israel," kata Wamenlu.

Indonesia juga menyerukan agar Israel mematuhi hukum kemanusiaan dan hak-hak asasi manusia internasional. "Kami mendesak penyelidikan atas penggunaan kekuatan yang berlebihan ini," kata Wamenlu RI.

Wamenlu juga mengimbau agar negara-negara GNB yang belum mengakui Palestina untuk menyatakan pengakuan mereka secepatnya.

"Seluruh negara-negara GNB harus terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Kita harus satu suara dalam dukungan," kata Wamenlu RI.

Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Kementerian Luar Negeri RI, Kamapradipta Isnomo menyatakan posisi Indonesia terkait isu Myanmar dan Palestina dihormati oleh negara-negara anggota GNB.

"Posisi prinsip Indonesia pada KTM GNB terkait Palestina dan situasi kemanusiaan di Myanmar dan Bangladesh cukup dihargai mayoritas negara anggota," kata Kamapradipta kepada CNNIndonesia.com, Jumat (6/4).

Gerakan Non-Blok yang dilahirkan dari semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955, beranggotakan 120 negara dengan 17 negara pengamat. Negara-negara anggota GNB kini mewakili dari 55 persen penduduk dunia dan hampir dua per tiga keanggotaan PBB. (nat)

Sumber : cnnindonesia.com

Editor :