• Rabu, 24 April 2024

Ngeri, Bencana Lambar: Angin Puting Beliung dan Banjir Bandang Makan Korban

Selasa, 24 April 2018 - 09.00 WIB
112

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Bencana alam menimpa Kabupaten Lampung Barat, Senin (23/04/2018). Angin puting beliung dan banjir datang di waktu yang bersamaan. Meninggalkan kerusakan dan duka bagi warga setempat.

Hujan deras disertai angin kencang mengguyur Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) sejak siang hingga sore hari. Akibatnya, dua pekon (desa) terendam banjir yang berasal dari luapan Sungai Way Bulok.

Ada lima warga setempat yang terseret arus sungai Way Bulok. Dua orang ditemukan selamat yaitu Siti Aminah dan Sanusi. Sementara tiga korban lainnya yang belum ditemukan, Aep Umar (33), Siti Rodiah (25) dan satu balita Anisa Nanda Aripin (2 tahun).

Camat BNS, Haiza Rinsa mengatakan, kelima korban terbawa arus saat melewati jembatan yang ada di sungai tersebut. Saat itu luapan air yang cukup deras sehingga tak mampu dilalui oleh kelima korban. Warga yang mengetahui ada yang terseret arus langsung berupaya menolong dan melakukan pencarian.

“Banjir merendam wilayah Pemangku Bumi Agung Pekon Bumi Hantatai dan Pekon Tembelang Kecamatan BNS. Selain itu puluhan hektar sawah warga juga rusak terendam banjir. Ini diakibatkan meluapnya sungai Way Bulok," kata Haiza.

Di tempat lain, angin puting beliung ikut mengamuk dan merusak 4 rumah warga Pemangku (dusun) Teratas, Pekon Kembahang Kecamatan Batubrak Lampung Barat, sekitar pukul 14:00 WIB. Keempat rumah tersebut milik warga yakni Tukijan, Tohir, Ikin dan Oji. Kerusakan terparah dialami rumah milik Tukijan, karena seluruh atap dan rangkanya terbawa angin.

Ansori, warga setempat mengungkapkan sekira pukul 14.00 siang hujan deras turun. Tiba-tiba datang angin puting beliung yang cukup kuat dan menyapu pemukiman penduduk. Meski tak sampai 1 menit, puting beliung meninggalkan kerusakan yang cukup parah. Warga sempat ketakutan dan berlindung di dalam rumah.

“Ada empat rumah warga yang terkena angin puting beliung, memang Pemangku Teratas berada cukup tinggi dari Pemangku lainnya jadi mungkin karena kondisi itu sehingga ada rumah warga yang terkena dampak angin puting beliung,” ungkap Ansori.

Setelah cuaca normal, warga setempat bergotong royong untuk memperbaiki kerusakan rumah dengan cara menutup sementara pakai terpal. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, namun kerugian diperkirakan mencapai jutaan rupiah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Barat, Maidar mengatakan, pihaknya telah turun lapangan untuk meninjau lokasi.

“Setelah mendapat informasi, petugas segera ke TKP untuk melihat dan mendata kerusakan akibat puting beliung. Kami baru mendata saja dan memberikan bantuan terpal untuk atap sementara. Belum dapat dipastikan berapa kerugian warga atas musibah ini karena masih kita data," kata Maidar.

Di akui Maidar, cuaca buruk di Lambar saat ini memang sangat berpotensi menyebabkan bencana. “Kabupaten kita memang rawan bencana, terlebih di musim penghujan seperti sekarang. Untuk itu kami mengimbau kepada warga agar selalu mawas diri dan waspada, dan jika ada bencana segera laporkan ke kami agar segera mendapatkan penanganan dengan tepat," imbaunya.

Terkait banjir yang menghanyutkan 5 warga, Maidar mengaku sudah turun langsung ke lokasi. Namun tim BPBD bersama tim Search And Rescue (SAR) belum dapat melakukan pencarian 3 korban lainnya, lantaran keadaan sudah mulai gelap. Saat itu tim BPBD dan SAR baru tiba di lokasi menjelang maghrib.

Untuk itu, pencarian korban akan dimulai hari ini, Selasa (24/04/2018). Maidar mengatakan sudah menyiapkan segala keperluan dan peralatan untuk pencarian korban. Bahkan pihaknya juga dibantu oleh puluhan personil Polri dan TNI.

“Kita sudah ke lokasi. Tapi karena waktunya tak lagi memungkinkan karena kondisinya sangat gelap, maka pencarian kita mulai besok pagi. Dari tim BPBD dan SAR ada 40 personil,” jelas dia.

Di lokasi tersebut, BPBD menyiapkan tenda untuk posko pencarian korban. Ia pun belum bisa berkomentar banyak terkait nasib ketiga korban. Apakah selamat atau sudah meninggal. (Iwan/Anton)

Editor :