• Jumat, 29 Maret 2024

Saat Harga Anjlok, Pemkab Lamsel Siap Tampung Jagung dan Padi Petani

Jumat, 04 Mei 2018 - 14.58 WIB
33

Kupastuntas.co, Lampung Selatan – Guna mengatasi anjloknya harga hasil pertanian yang akhirnya merugikan para petani, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan akan membeli hasil produksi petani lebih mahal Rp100/Kg dibanding harga pasaran.

Hal ini ditegaskan oleh Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan saat diwawancarai wartawan usai me-launching Pamsimas di Desa Karangpucung, Kecamatan Waysulan, Rabu (2/5/2018).

Menurut bupati, dengan melakukan pembelian hasil produksi pertanian semacam padi dan jagung lebih mahal Rp100/kg tersebut, pihaknya dapat membantu para petani manakala harga jual anjlok di pasaran, sehingga petani dapat menikmati hasil produksi pertanian mereka.

“Jangan dilihat dari nilainya Rp100, tapi lihat berapa jumlah banyak barang yang kita beli,”

Zainudin mengatakan, stok barang hasil pembelian itu dapat ditampung di lokasi resi gudang, sehingga keberadaan resi gudang dapat dimanfaatkan secara maksimal.

“Nanti kita akan bekerjasama dengan dinas perdagangan, karena kita punya resi gudang, sehingga itu tidak nganggur-nganggur lagi, jadi stok barang bisa diletakkan di sana. Sudah ada (swasta) yang mau bekerjasama, dan saya pastikan ini bisa berjalan,” tegasnya.

Di lain hal, Zainudin sempat menyebutkan dirinya sudah membicarakan soal bantuan bibit dan pupuk dengan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, supaya Lampung Selatan mendapatkan perhatian yang lebih, guna memaksimalkan sektor pertanian di kabupaten berjuluk Gerbang Karakatau itu.

“Tidak ada jalan lain, makanya ini sudah saya sampaikan ke pusat untuk minta bibit dan pupuk. Tinggal kitanya, bagaimana untuk bergandeng tangan agar sektor pertanian di Lampung Selatan dapat berbicara banyak di kancah nasional,” tekannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Qorilnilwan menuturkan bila, stok barang yang dibeli oleh pemerintah nantinya, bisa dijual kembali ke perusahaan atau eksportir, agar barang-barang tersebut tidak menumpuk di lokasi resi gudang.

“Bisa saja pemerintah membeli itu, namun pada saat harga sudah mulai kondusif/normal, stok barang itu akan di jual kembali ke perusahaan-perusahaan, pengusaha penggilingan atau kelompok tani,” tukasnya. (Dirsah/Edu)

 

Editor :

Berita Lainnya

-->