• Senin, 17 Juni 2024

Dipimpin Kadis Perdagangan Lampura, YLKI dan Dinkes Sidak Pasar Untuk Cek Makanan

Rabu, 16 Mei 2018 - 19.07 WIB
75

Kupastuntas.co, Lampung Utara - Jelang Ramadhan 1439 Hijriah tahun 2018 Dinas Perdagangan Lampung Utara bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Polres Lampura, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Satuan Pol-PP dan Dinas Kesehatan melakukan Infeksi Mendadak (Sidak) pasar.
Sidak pasar di wilayah Kabupaten Lampung Utara itu langsung dimotori oleh Kepala Dinas Perdagangan Lampung Utara Wan Hendri, bersama Kanit Ekonomi Polres Lampura Suhaili, yang juga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), YLKI Lampura, Satpol-PP dan Dinas Kesehetan setempat.
Usai Infeksi Mendadak (Sidak) pasar dibeberapa tempat tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Lampura Wan Hendri, mengatakan, Sidak itu sendiri dilakukan bukan hanya karena memasuki bulan Suci Ramdhan, tetapi merupakan tugas rutin Dinas Perdagangan bersama tim dari instansi terkait. Sidak itu dilakukan untuk mengecek harga-harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) dan keamanan makanan.
"Karena ini momennya bulan Ramdhan kita harus memperluas pengamanan. Terutama ketersediaan bahan pokok yang saat ini tersedia. Ketika ada harga sembako yang memang mengalami kenaikan tentunya kita bersama tim akan mencarikan solusinya," kata Wan Hendri.
Yang tidak kalah pentingnya lanjut Wan Hendri, yakni masalah keamanan makanan. Jika saat sidak ditemukan makanan yang kadaluarsa (Expired) tentu akan langsung ditarik dari peredaran. Untuk itu saat melakukan pengecekan di salah satu swalayan di Kotabumi, salah satu Toserba dan minimarket yang ada di Lampura para tim berpencar melakukan pengecekan. Mulai dari makanan berbentuk Snack, minuman kalengan hingga Sarden.
"Yang paling kita utamakan masalah keamanan. Untuk itu kita imbau kepada toko, swalayan dan warung-warung kecil agar menarik makanan yang sudah kadaluarsa, sehingga tidak membahayakan konsumen," ujarnya.
Dari hasil turun di sejumlah titik pasar itu, masih kata Wan Hendri, ada beberapa komuditas yang mengalami kenaikan mulai dari telur yang sebelumnya Rp22 Ribu menjadi Rp24 ribu perkilogram (kg). Kemudian Daging yang sebelumnya Rp120 naik menjadi Rp130 ribu per/kg. Kenaikan harga sendiri memang menjadi permasalahan umum, karena jika permintaan meningkat maka harga akan naik.
Namun pihaknya akan mengambil langkah-langkah dengan cara berkoordinasi dengan pihak Provinsi terutama untuk daging. Jika memungkinkan pihaknya akan meminta daging beku dengan harga Rp80 ribu per/kg.
"Begitu juga dengan harga telur kita akan coba menghubungi distributor janganlah mengambil keuntungan terlalu besar. Kasihan dengan masyarakat kecil," ungkapnya. (Sarnubi)
Editor :