• Jumat, 26 April 2024

Begini Klarifikasi Pihak Rumah Sakit Asy-Syifa Medika Tubaba Perihal Meninggalnya Bayi yang Baru Lahir

Kamis, 05 Juli 2018 - 20.23 WIB
474

Kupastuntas.co, Tulangbawang Barat - Meninggalnya bayi laki-laki buah hati dari Rizka Fransiska (24) dan Saeri (32) warga Tiyuh Karta RK 8, Kecamatan Tulangbawang Udik (Tuba Udik) Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) pada Rabu (4/7/2018) malam seusai operasi caesar di Rumah Sakit Asy-Syifa Medika Tumijajar menyisakan pilu yang mendalam lantaran sang bayi merupakan anak pertama dari pasangan ini.

BACA JUGA : Diduga Akibat Kelalaian Petugas Medis, Bayi Laki-laki Meninggal Dunia di RS Asy-Syifa Medika Tubaba

Namun, pihak Rumah Sakit Asy-Syifa Medika Tumijajar membantah jika pihaknya lalai dalam melakukan penanganan terhadap Rizka Fransiska yang saat itu tercatat sebagai pasien rujukan dari Puskesmas Karta Raharja, dan atas meninggalnya sang bayi itu pihak rumah sakit berjanji memberikan santunan dan merawat pasien sebagai bentuk kepedulian.

Dikatakan oleh Majril, Humas RS Asy-Syifa Medika Tumijajar saat konferensi pers di Aula RS tersebut mengatakan bahwa, penanganan medis terhadap pasien sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

BACA : Saling Interupsi, Rapat Pembentukan Pansus Pilkada Berlangsung Panas

BACA : Masyarakat Tubaba Akan Gelar Aksi Tuntut Diskualifikasi Paslon Nomor Urut 3

BACA : KPU Tubaba Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Suara Pilgub, Begini Hasilnya

"Pasien masuk Pukul 11. 00 WIB. Rujukan dari puskesmas, kondisi pecah ketuban,"ungkap dia, Kamis (5/7/2018).

Dijelaskannya, penangananan awal pasien masuk UGD, kemudian ke ruang perawatan. Bahwa, pasien harus operasi, dan dijadwalkan jam 4 sore.

"Kondisi lemah, sehingga mesti harus menunggu pasien kuat, dan pasien pun anemia. Darah dimasukkan sekitar pukul 5. Si bayi pada waktu lahir masih hidup, tetapi karena anemia sehingga harus ditambah darah pasien,"tuturnya.

Senada dikatakan, dr Pramono, Divisi Pelayanan RS Asy-Syifa Medika Tumijajar bahwa, atas kejadian tersebut pihaknya akan meningkatkan pelayanan. Ia menjelaskan, ketuban pecah dini, sehingga diambil sikap untuk dilakukan tindakan kooperatif.

BACA : Kapolda Lampung : Kapolres Tanggung Jawab di Daerah Masing-Masing

BACA : Perkara Gajah Liar di Tanggamus, Ini yang Akan Dilakukan Polda Lampung

BACA : Ini Identitas Pemilik Mobil Laka Shabara Polda Lampung di Antasari

"Berharap semua yang dibutuhkan sebelum operasi bisa terpenuhi. Tetapi yang terjadi ada anemia, sehingga kita harus melakukan transfusi darah,"cerita dia.

Ia membenarkan jika keluarga pasien beberapa kali menanyakan tim medis RS apakah sanggup atau tidak menangani pasien.

"Betul beberapa kali keluarga pasien menanyakan untuk meminta dirujuk. Kondisi ibu dan janin dapat kita tangani. Kondisi ibu dalam kondisi baik dan tetap dalam penanganan ketat,"ucapnya.

BACA : Ngaku Punya Jin Pengganda Uang, Suharno Masuk Sel

BACA : 544 Personil Gabungan Diturunkan untuk Pengamanan Pleno KPU Lampura

Pramono mengaku seketika bayi dinyatakan meninggal dunia maka keluarga pasien sempat protes sehingga muncul kesepakatan antara keluarga dan RS.

"Memang semalam ada chaos (kekacauan) antara keluarga dan pihak RS. Kita akan melakukan yang terbaik untuk pasien dan keluarga,"ujarnya. (Irawan/Lucky)

Editor :