• Jumat, 26 April 2024

3 Tahun Terakhir, Balita Mengalami Stunting di Lamsel Meningkat

Rabu, 11 Juli 2018 - 15.30 WIB
91

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Sejak tiga tahun terakhir, trend cakupan balita yang mengalami stunting di Kabupaten Lampung Selatan terus mengalami peningkatan.

Hal ini berdasarkan data PSG tahun 2015-2017 yang terkuak dalam rapat forum sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka prevalensi stunting yang digelar di Aula Grand Elty Krakatoa Nirwana Resot, Kalianda, Rabu (11/07/2018).

Berdasarkan data trend cakupan balita stunting di Kabupaten Lampung Selatan jumlah balita stunting pada tahun 2015 tercatat sebanyak 23,20 persen, tahun 2016 sebanyak 24,28 persen dan 2017 tercatat sebanyak 30,30 persen.

BACA: Berusaha Kabur, Pengendara Motor Bawa Sabu Didoor Polisi Lamteng

BACA: Kerugian Kebakaran Balai Kampung Kotagajah Capai 50 Juta

Selain itu, terdapat 10 desa yang paling mendominasi prioritas lokus balita stunting di kabupaten berjuluk Gerbang Krakatau itu meliputi Desa Kemukus sebanyak 20,77%, diikuti Waygelam 18,89%, Tamanagung 17,48%, Batubalak 16,98%, Karyamulya Sari 15,23%, Mekarsari 15,10%, Tajimalela 14,48%, Banjarmasin 12,35%, Bangunrejo 10,04%, dan Pancasila 7,28%.

Berdasarkan pemaparan dari pihak Kementerian PMK, Imelda menyebutkan, penekanan angka kasus stunting tersebut tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, harus melibatkan banyak stakeholder seperti kesehatan, PU, pendidikan, pertanian dan peternakan.

"Stunting ini bukan hanya berbicara soal kesehatannya semata, harus ada asupan makanan yang cukup, pendidikan yang baik dan ekonomi keluarganya. Sehingga dibutuhkan penanganan lintas sektoral untuk mengangkat keterpurukan ekonomi keluarga," ujarnya.

Ia mengajak bidan desa untuk dapat mensosialisasikan hal-hal yang berkenaan dengan stunting tersebut kepada masyarakat, karena profesi bidan desa langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Selatan Wahidin mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk membantu masyarakat salah satunya melalui program PKH dan Rastra gratis.

"Memang kita tidak bisa sendiri-sendiri untuk ini. Kalau sendiri, tidak bisa kita mengangkat keterpurukan ekonomi masyarakat," tandasnya.

BACA: DPRD Pringsewu Minta Pemkab Terangi Jalan Kota Hingga Pelosok

BACA: Pilkakon Pringsewu Dilaksanakan 10 Oktober 2018 di 59 Pekon

Ditempat yang sama, Plt Kadis Kominfo menyatakan, bila kasus stunting di Desa Waygelam yang disampaikan oleh bidan desa menyatakan sebelumnya angka kasus stunting di desa setempat ada sebanyak 37 kasus. Dan, pada hasil pendataan 2018 turun menjadi 27 orang.

"Itu artinya turun, ada keberhasilan untuk menurunkan kasus stunting di desa setempat," tandasnya. (Dirsah/Edu)

Editor :