• Sabtu, 20 April 2024

Hampir Tiap Minggu, Wilayah Barat Lampung Gempa 2-3 SR

Senin, 13 Agustus 2018 - 17.53 WIB
212

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Berada pada lempeng Indo-Australia atau sering disebut sesar semangko yang mengarah daratan bagian barat Lampung mulai dari Kabupaten Tanggamus (Kota Agung), Lampung Barat, Pesisir Barat sampai ke Bengkulu, membuat wilayah daratan tersebut berpotensi mengalami guncangan gempa bumi.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung Rudi Harianto mengungkapkan, menurut pantauan BMKG Lampung gempa bumi kerap terjadi di wilayah barat Lampung tiap minggunya dengan kekuatan 2-3 skala richter (SR) tanpa menimbilkan korban jiwa maupun harta.

BACA: Oknum Dosen Diduga Cabuli Mahasiswa di Lampung Sudah Ditahan

BACA: 10 Pemburu Beruang di Pesibar Dibekuk, Ini Kata Kapolda

"Ketika lempeng di Bengkulu itu aktif ada pergerakan dimungkinkan wilayah Lampung bagian barat timbul gempa bumi. Dua lempeng bumi itulah yang menyebabkan potensi terjadinya gempa di wilayah Lampung," ujar Rudi, Senin (13/08/2018).

Timnya juga mendeteksi adanya pergetaran bumi bermagnitudo sama hampir tiap harinya di daratan Liwa, dari itu BMKG selalu memantau dan mencatat apabila dimungkinkan ada bencana gempa besar maka pihaknya langsung memberi imbauan kepada masyarakat dengan lebih komprehensif.

"Seperti di Teluk Semaka, sesar lempeng bumi yang retak memanjang itu karakteristiknya naik turun, ketika itu ada pergerakan alat-alat kita biasanya mendeteksi adanya getaran," katanya.

Dalam antisipasi ketika terjadi gempa, imbuh Rudi, BMKG memberikan arahan informasi yang lebih cepat, terlebih pergerakan lempeng Indo-Australia yang ada di barat Lampung itu dimungkinkan bisa terjadi tsunami, sehingga perlu dipasang alat peringatan berupa sirine di perairan Kota Agung guna pemberitahuan dini.

BACA: Produksi Padi di Tubaba Terus Meningkat Setiap Tahun

BACA: DPRD Tubaba Anjurkan Tutup SPBU Simpang PU

Sementara berdasarkan history, gempa bumi terjadi pada lingkup lokal saja, dari itu tak ada hubungan dengan lempeng bumi yang memanjang dari timur hingga barat Indonesia.

"Kalau terjadinya di sesar flores itu terjadinya di daratan wilayah sana saja. Tapi kalau wilayah Lampung seperti Kemiling itu pemicunya ya juga dari wilayah itu sendiri," tukasnya. (Erik)

Editor :