• Sabtu, 27 April 2024

Telah Ditemukan Vaksin untuk Atasi Jerawat

Minggu, 02 September 2018 - 22.57 WIB
49

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Banyak orang yang merasa minder dengan jerawat di wajahnya. Jerawat yang menurunkan rasa percaya diri bagi penderitanya, berimbas pada rusaknya kualitas hidup.

Kabar baiknya, riset baru telah menemukan solusi bagi penderita jerawat. Laman the Independent menyebut, jerawat kini bisa diatasi dengan vaksin.

Periset dari University of California, San Diego, Amerika Serikat menemukan antobodi spesifik untuk melawan racun yang disekresikan oleh bakteri penyebab jerawat.

BACA: Warga Kaget Suara Mirip Letusan Senjata Terjadi di Kemiling

BACA: Kenali Kesehatan Mental Sejak Awal, Hindari Potensi Depresi

Metode yang sama juga bisa dilakukan untuk membantu mengurangi peradangan yang berhubungan dengan jerawat.

Vaksin dapat menjadi cara yang bisa digunakan untuk mencegah bakteri penyebab jerawat, dengan melawan racun pemicu peradangan yang disebut Christie-Atkins-Munch-Peterson (CAMP).

Riset dilakukan dengan menggunakan subjek penelitian berupa tikus dan sel kulit yang dikumpulkan dari manusia.

Peneliti menguji keefektifan susunan antibodi, protein dari sistem kekebalan, terhadap CAMP. Temuan ini terbukti sangat ampuh mengatasi jerawat.

"Setelah divalidasi oleh uji klinis skala besar, dampak potensial dari temuan kami sangat besar bagi ratusan juta orang yang menderita jerawat batu," kata Chun-Ming Huang, selaku pemimpin riset.

Cara ini akan menjadi bentuk imunoterapi, yang pada dasarnya memerangi jerawat dari dalam tubuh daripada mengandalkan antibiotik, perawatan hormon.

Bahkan, cara ini lebih ampuh daripada pengobatan jerawat dengan menggunakan obat roaccutane dosis tinggi, yang merupakan perawatan jerawat yang paling umum.

BACA: Bahaya Minum Air Putih pada Waktu-Waktu Ini, Sebaiknya Hindari

BACA: 12 Pengunjung Hiburan Malam Diamankan Polresta Bandarlampung

Menurut Huang, pengobatan jerawat saat ini seringkali tidak efektif. "Cara ini akan menjadi terapi yang aman dan efisien," tambahnya.

Namun, periset masih perlu melakukan uji klinis skala besar pada manusia dan memastikan metode ini berjalan tanpa efek samping.

Semoga saja, temuan baru ini akan menawarkan harapan konkret bagi banyak orang. (The Independent)

Editor :