• Rabu, 24 April 2024

Ini Penyebab KMP Mitra Nusantara Kandas di Perairan Merak

Jumat, 12 Oktober 2018 - 08.10 WIB
609

Kupastuntas.co, Lampung Selatan – Hendak menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, KMP Mitra Nusantara kandas di perairan Merak, Banten. Kamis (11/10) sore. Lamanya evakuasi mengakibatkan penumpang kapal berjam-jam lebih terkatung-katung di atas kapal.

Kandasnya kapal tersebut menurut keterangan salah seorang warga, Aad terjadi pukul 15.00 WIB. Saat akan berangkat ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, kapal lepas sandar dari dermaga VI Pelabuhan Merak. Namun kemudian kapal malah berhenti di dekat pulau Merak Kecil.

“Dari jam 3-an, masih ada (penumpangnya), dia mau berangkat ke Lampung," kata Aad kepada wartawan, Kamis (11/10/2018).

Para penumpang di atas KMP Mitra Nusantara pun terkatung-katung. Mereka menunggu dievakuasi kembali ke Pelabuhan Merak. Salah seorang penumpang mengatakan, dirinya sudah satu jam lebih terlantar lantaran kapal kandas.

“Sudah satu jam lebih, dari jam 3 kandas," kata sambil berteriak dari atas kapal.

Seperti yang diketahui tepat di antara dermaga papan di Mabak dan Pulau Merak Kecil yang tak jauh dari kandasnya kapal, terdapat sejumlah kapal nelayan yang sedang tidak beroperasi saat itu.

Akhirnya, kapal nahas itu pun dievakuasi sandar di dermaga dua dan mengeluarkan kendaraan dari dalam kapal, karena dari dermaga enam tanpa penumpang pejalan kaki.

“Sementara kapal akan dievakuasi ke dermaga dua, untuk dibongkar lagi dulu. Kita belum dapat laporan dan informasi lengkapnya penyebab kapal kandas, termasuk jumlah penumpang di dalam kapal,” ujar Kasie Keselamatan Berlayar dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Klas I Banten, Hendra Prasetya.

Pihak perusahaan pelayaran PT Prima Eksekutif selaku operator KMP Mitra Nusantara mengungkapkan bahwa sebelum akhirnya kandas di depan perusahaan galangan kapal PT Timas Merak, kapal tersebut dalam kondisi mati mesin.

Kepala Cabang PT Prima Eksekutif, Achmad Riyanto mengatakan matinya mesin kapal bermuatan 27 kendaraan berbagai jenis itu sengaja dilakukan dilakukan nahkoda agar tidak terjadi kerusakan serius pada sejumlah bagian kapal.

“Jadi penyebab kandasnya itu karena saat kapal keluar mundur dari dermaga enam, tiba-tiba ada angin (kencang) dari samping, makanya mesin langsung dimatikan. Karena kalau (mesin kapal) tidak dimatikan, maka propeller (baling-baling kapal) kita yang bisa rusak, cari amannya begitu. Nanti barulah ditarik sama tug boat, karena begitulah pula standar keselamatan kita. Jadi kalau dari mesin tidak ada masalah,” ujar Riyanto.

Ia juga membenarkan kejadian itu berlangsung sekira pukul 15.00 WIB dan mengakibatkan penundaan keberangkatan penumpang kapal, sebelum akhirnya kapal berhasil sandar di dermaga dua sekira pukul 17.00 WIB setelah dievakuasi oleh kapal Tug Boat Tirtayasa.

“Kendaraan muatan dibongkar di dermaga dua, lalu (kendaraan penumpang) dialihkan ke dermaga tiga ke kapal Duta Banten. Alhamdulillah, semuanya selamat. Nah lamanya evakuasi itu karena kita menunggu kapal tug boat yang kita kabari masih sedang ada pekerjaan,” terangnya.

Untuk sementara, lanjut Riyanto, kapal dengan panjang sekira 101 meter itu akan menjalani pemeriksaan kondisinya pasca insiden tersebut.

“Kita akan mengetahui semuanya nanti dari berita acara dari kapal, karena ini kan dari kasat mata kita. Kalau dari mesin yang mati, kan nggak mungkin. Karena dari logika kita ketika kapal ditarik (Tug Boat), kapal langsung bisa dihidupkan,” tandasnya. (Dtk/Bn)

Editor :