• Jumat, 26 April 2024

4 Hari Terisolir, 16 Pekon di Cukuhbalak Tanggamus Mulai Kehabisan Kebutuhan Pokok

Selasa, 04 Desember 2018 - 19.51 WIB
190

Kupastuntas.co, Tanggamus - Bencana tanah longsor yang kembali terjadi mengisolasi ribuan warga di 16 pekon di Kecamatan Cukuhbalak, Kabupaten Tanggamus, sejak Jumat malam (30/11/2018) lalu Hingga Selasa sore (4/12/2018) material longsor masih menutupi badan jalan.

Material longsor yang terdiri dari tanah bercampur batu dan pepohonan dari tebing menutupi badan jalan di 10 titik mulai pekon Badak di Kecamatan Limau menuju ke 16 pekon di Kecamatan Cukuhbalak. Kondisi ini terjadi akibat tanah labil terus diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir.

Tidak adanya alat berat yang bisa dengan cepat membersihkan material longsoran, membuat jalanĀ  poros tersebut hingga saat ini belum bisa dilalui kendaraan. Jika pun ada warga yang nekat melintas, maka dia harus bersusah payah menggotong sepeda melewati material longsor yang ketinggiannya ada yang mencapai 3 meter.

Dari 16 pekon di daratan (Kecamatan Cukuhbalak terdiri dari 20 pekon, 16 pekon di daratan dan 4 pekon di Pulau Tabuan), sebanyak 16 pekon yang terisolasi yaitu Pekondoh, Putihdoh, Tengor, Wayrilau, Tanjung Raja, Tanjung Jati, Tanjung Betuah, Sukaraja, Pampangan, Kubulangka, Kejadianlom, Kacamarga, Gedung, Banjarnegeri, dan Banjarmanis, Sukapadang.

"Sudah empat hari ini ribuan warga di enambelas pekon di Cukuhbalak terisolasi, tidak bisa keluar dari Kecamatan Cukuhbalak, karena jalan poros masih tertimbun longsor. Jalur ke Kelumbayan dan Kelumbayan Barat juga tidak bisa, karena banyak jalan putus, gorong-gorong hanyut dan longsor," kata Camat Cukuhbalak, Rusdi, Selasa (4/12/2018) malam.

Parahnya longsoran membuat logistik berupa kebutuhan pokok dari Pemkab Tanggamus dan donatur tidak bisa masuk ke Cukuhbalak, dan tertahan di Pekon Badak, Kecamatan Limau.

"Boro-boro mau masukin bantuan logistik ke Cukuhbalak, orang lewat saja tidak bisa. Satu-satunya lewat laut tapi di laut juga rajuh (ombak besar dan angin)," ujar Rusdi.

Saat ini, terang Rusdi, ribuan warga di 16 pekon terdampak banjir dan longsor mulai mengalami krisis kebutuhan pokok. Toko dan warung-warung penyedia kebutuhan pokok tidak lagi bisa disuplai oleh distributor semenjak jalan terputus. Pemilik toko dan warung juga tak dapat belanja ke pasar karena tak ada akses keluar.

"Bukan cuma kebutuhan pokok yang menipis, gas elpiji dan BBM juga sudah susah didapat. Penjual BBM saat ini menyimpan BBM untuk kebutuhan sendiri. Para nelayan juga banyak yang tidak bisa melaut, karena tak ada BBM," kata dia.

Beruntung dua hari terakhir aliran listrik sudah kembali normal, setelah sebelumnya padam akibat banyak tiang listrik yang roboh. "Kalau listrik sudah nyala. Tapi itu bukan dari Kotaagung tapi dari Way Ratai Pesawaran," kata Erwin, warga Cukuhbalak. (Sayuti)

Editor :