• Jumat, 19 April 2024

Chusnunia Chalim, Bangun Ekonomi dan Ubah Citra Daerah Lewat Festival

Minggu, 09 Desember 2018 - 15.40 WIB
89

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Pertumbuhan penduduk saat ini cukup tinggi, terutama dari jumlah pendatang. Tapi angka itu tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang berdampak pada jumlah pengangguran yang terus bertambah.

Pemerintah Kabupaten Lampung Timur di bawah kepemimpinan Bupati Chusnunia Chalim berupaya agar para angkatan kerja bisa terserap dan mempunyai penghasilan. Jika tidak, hal itu dikhawatirkan dapat menimbulkan efek buruk bagi daerah setempat. Salah satu contoh, meningkatnya angka kriminalitas. Chusnunia Chalim membangun ekonomi kreatif sejak awal dia menjabat sebagai kepala daerah di Lampung Timur. Salah satu yang paling menonjol adalah sektor pariwisata melalui berbagai festival yang rutin digelar.

Keberhasilan Chusnunia Chalim membangkitkan kembali ekonomi daerah dan mengubah citra Lampung Timur menjadi lebih baik selama masa kepemimpinannya menjadi tolak ukur tim Kupas Tuntas untuk memberikannya penghargaan pada Kupas Tuntas Awards 2018 yang telah di selanggarakan, pada Senin (3/12/2018) bertepatan dengan HUT ke-12 Kupas Tuntas. Bupati Lampung Timur ini dinobatkan sebagai salah satu kepala daerah berprestasi dengan Nominasi: Kepala Daerah Membangun Citra Daerah Melalui Pariwisata.

Banyaknya event pariwisata yang digelar Pemkab Lamtim telah memberikan multi effect bagi masyarakat. Ekonomi masyarakat makin tumbuh dan citra Lampung Timur semakin positif baik di lingkup lokal maupun nasional. Way Kambas dulu sempat mati beberapa tahun. Sepi tak banyak pengunjung. Namun kini sektor wisata di Way Kambas mulai hidup kembali. Dengan banyaknya wisatawan yang masuk ke Lampung Timur, warga bisa membuka berbagai usaha kreatif dengan melihat potensi lokal, seperti kuliner, kerajinan, penyedia jasa dan lain sebagainya.

“Bahkan pada tahun baru, selama dua di Way Kambas bisa menghasilkan pemasukan hingga Rp200 juta. Belum lagi tambah dari penghasilan warga yang berjualan di sekitar Way Kambas,” ungkap Bupati Chusnunia.

Jika masyarakat bisa mengembangkan ekonomi kreatif, maka lapangan pekerjaan akan bertambah. Maka perlu dilakukan pelatihan bagi masyarakat agar bisa berhasil mengembangkan bisnis ekonomi kreatif. Dengan begitu akan tercipta pengusaha baru dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Mengurangi pengangguran perlu menciptakan lapangan kerja, dengan kemandirian ekonomi kreatif.

Berbasis Gotong Royong

Anggaran pembangunan yang terbatas tidak menyurutkan semangat Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim untuk melakukan pembangunan besar di wilayahnya. Strategi yang diterapkan adalah anggaran berbasis gotong royong.

Strategi tersebut cukup jitu meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Lampung Timur. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir Pemkab Lampung Timur berhasil meningkatkan pendapatan daerah yang cukup drastis.

Salah satu sektor yang paling kentara perkembangannya adalah pariwisata. Selama tahun 2018 ini, Bupati Chusnunia berhasil menggelar 101 festival pariwisata. Uniknya, event pariwisata ini sebagian besar berisi wisata desa. Efeknya cukup signifikan, membuat citra Lamtim di luar semakin sejuk dan kondusif, dan pertumbuhan ekonomi warga ikut terdongkrak.

“Anggaran Lamtim itu berbasis gotong royong. Ini saya lakukan untuk menggelar 101 festival pariwisata di Lamtim. Kalau mengandalkan anggaran pemda mana cukup. Makanya, saya memakai pola gotong royong. Saya beruntung warga Lamtim sangat kompak sehingga bisa menggelar event wisata segitu banyak,” kata Nunik. Bupati muda ini menerangkan, APBD Lamtim sebesar Rp2,3 triliun digunakan untuk pembangunan fisik dan non fisik. Namun, sebagian besar anggaran dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan dan sisanya untuk sejumlah sektor lainnya termasuk pariwisata.

Mengelola anggaran yang terbatas, Nunik tidak kehilangan akal. Ia berhasil menggelar 101 event wisata dengan dana yang sangat terbatas. Semua bisa dilakukan berkat dukungan masyarakat dengan basis gotong royong.

“Kalau satu event wisata saja ditaksir menghabiskan anggaran Rp100 juta, dikalikan 100 event sudah sekitar Rp10 miliar. Itu sangat tidak mungkin jika mengandalkan dana APBD. Saya mengakomodir kegiatan di desa-desa untuk menggelar event pariwisata ini. Alhamdulilah hanya dengan dana sekitar Rp4,5 juta sebuah event wisata bisa digelar,” paparnya.

Ia bersyukur, setiap event pariwisata yang digelar didukung penuh oleh perangkat desa dan warga setempat. Sehingga, pariwisata desa pun bisa ikut berkembang. Warga dengan senang hati ikut berpartisipasi mensukseskan event pariwisata yang digelar di desanya. Festival desa merupakan keajaiban bagi Lampung Timur. Sebab dengan bajet yang minim, festival tersebut bisa berlangsung meriah. Menurutnya, yang membuat festival itu hidup, karena masyarakat di Kabupaten Lamtim kompak untuk menghidupkan festival tersebut.

Meski begitu, ia tetap meminta setiap satuan kerja di jajarannya untuk lebih kreatif dalam mengadakan acara. Jangan sampai membuat acara hanya sekedar seremonial dan berakhir tanpa hasil. Terpenting, setiap event yang digelar harus sesuai dengan potensi di daerah tersebut.

Tidak sebatas sektor pariwisata, Nunik juga memetakan komunitas pertanian di wilayahnya sesuai dengan potensi daerah setempat. Mantan Anggota DPR-RI dari PKB ini sudah memulai menciptakan sentra buah-buahan dan hasil pertanian lainnya. Menurutnya, setiap wilayah harus ada sinergitas termasuk di sektor pertanian, sehingga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Jika suatu daerah menghasilkan komunitas pertanian yang melimpah, dikhawatirkan akan menurunkan harga komunitas tersebut. Maka, satu daerah dengan daerah lain harus saling melengkapi.

Ia membeberkan, pemetaan komunitas pertanian ini mulai dilakukan saat harga singkong turun. Nunik mendorong warga setempat menanam komunitas pertanian lain sesuai potensi yang dimiliki wilayah setempat. Saat ini Lampung Timur menjadi salah satu sentra beraneka buah. Seperti buah naga, pepaya, jeruk dan lain sebagainya.

Demikian pula di sektor pertanian, Lamtim kini bukan hanya dikenal sebagai penghasil singkong. Lamtim sudah memiliki wilayah yang bisa menghasilkan bawang merah yang produksinya lebih besar dari sentra bawang merah di Pulau Jawa yakni brebes. Lamtim kini juga dikenal sebagai daerah penghasil tembakau.

Nunik  membeberkan kunci keberhasilan dalam membangun Kabupaten Lampung Timur, yakni “Mencintai Lamtim dan Memperjuangkan Lamtim”. “Dengan mencintai Lamtim maka kita akan berjuang untuk membangun Lamtim menjadi lebih maju dan sejahtera,” ujarnya.

Pemimpin Ibarat Tukang Jahit Pakaian

Bupati Lamtim Nunik mengibaratkan seorang pemimpin seperti tukang jahit pakaian. Seorang pemimpin harus bisa memotong-motong kain sesuai pola yang sudah dibuat, untuk kemudian dijahit kembali hingga bisa menjadi sebuah baju.

“Kalau salah memotong kain, maka baju yang akan dijahit akan berantakan. Artinya, seorang pemimpin harus bisa mengenali wilayahnya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sehingga pembangunan yang dilaksanakan bisa tepat sasaran,” terangnya.

Bupati Chusnunia mengaku bangga dengan kekompakan dan gotong royong warga Lampung timur. Menurutnya, dengan kompak dan gotong royong tersebut, semua program pembangunan bisa diselesaikan dengan baik.

"Masyarakat Lampung Timur ramah-ramah dan penuh kekompakan, makanya di sana saya merasa senang memimpin Lamtim. Saya bangga dengan kekompakan mereka," ucapnya.

Tidak ketinggalan Chusnunia Chalim juga menginformasikan jika saat ini kondisi keamanan dan ketertiban di wilayah Lampung Timur, khususnya di daerah Jabung, sudah aman dan kondusif. Ia mengimbau kepada siapa pun yang ingin datang ke Jabung tidak perlu takut. “Jangan takut datang ke Jabung. Jabung sudah aman, nggak ada aksi-aksi kriminalitas di sana,” jelasnya.

Adapun upaya yang dilakukan untuk mengkampanyekan Jabung tidak seseram dulu lagi, yakni dengan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan positif. “Sudah banyak komunitas anak-anak muda di sana melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Kami ekspose ramai-ramai melalui media sosial. Jangan masa lalu Jabung disamakan dengan kondisi saat ini. Yang pasti saat ini sudah jauh berubah,”kata Chusnunia. ***

Editor :