• Kamis, 25 April 2024

BI Prediksi Ekonomi Lampung Membaik di 2019

Rabu, 19 Desember 2018 - 10.12 WIB
80

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Lampung memperkirakan, perekonomian Lampung di 2019 akan tumbuh pada kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen (year on year). Menguat dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar ±5,2 persen.

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan dalam kegiatan Lampung Economic Outlook 2018 di Aula BI Lampung, Selasa (18/12/2018). Budi mengatakan, perkiraan ekonomi Lampung yang akan membaik itu dengan mencermati perkembangan perekonomian global, nasional dan regional.

“Penguatan pertumbuhan ekonomi Lampung terutama akan ditopang oleh solidnya konsumsi swasta didorong oleh peningkatan disposable income di tahun 2019. Berlanjutnya investasi bangunan pemerintah dan swasta serta konsumsi pemerintah menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum,” kata Budiharto.

Baca Juga: Mati Pajak Dua Tahun, STNK Hangus

Di samping itu, harga komoditas dunia unggulan ekspor Lampung seperti kopi dan kelapa sawit yang pada 2018 tercatat rendah diprediksikan mulai pulih di tahun 2019 sehingga menjadi faktor pendorong ekonomi Lampung. Selanjutnya prospek inflasi Lampung 2019 diperkirakan terus dapat sesuai dengan sasaran 3,5 ±1% (yoy).

Meski demikian, di tahun 2019, tantangan pengendalian inflasi tetap perlu diwaspadai mengingat beberapa risiko dapat mendorong tingkat inflasi. Seperti masih solidnya harga minyak dunia yang dapat memicu kenaikan harga BBM dan tarif angkutan yang secara tidak langsung berdampak pada kenaikan harga komoditas lainnya melalui peningkatan biaya transportasi dan distribusi.

Di Provinsi Lampung sendiri, pencapaian pertumbuhan ekonomi selalu berada di atas Nasional. Dari perjalanan ekonomi pada 2018, BI memberikan Tiga Pelajaran Penting yang dapat dipetik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Pertama, stabilitas dan ketahanan perekonomian perlu terus diperkuat. Karena itu, inflasi harus dipastikan tetap rendah, nilai tukar Rupiah stabil, defisit fiskal rendah, dan stabilitas sistem keuangan terjaga.

Kedua, daya saing dan produktivitas harus terus ditingkatkan untuk mendorong momentum pertumbuhan ke tingkat yang lebih tinggi. “Kita harus mampu beralih dari ketergantungan pada ekspor komoditas primer ke manufaktur dan pariwisata, meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri untuk menekan impor, serta mendorong lebih banyak investasi langsung baik dari dalam maupun luar negeri,” kata Budi.

Ketiga, sinergi kebijakan antar otoritas menjadi kunci dalam upaya untuk memperkuat struktur ekonomi nasional. Sementara kebijakan moneter, fiskal dan sektor keuangan diarahkan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.

***Lampung Berhasil Kendalikan Inflasi

Keberhasilan Provinsi Lampung mengendalikan inflasi menuai pujian Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung. Capaian ini berkat kerja keras semua pihak, terutama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Inflasi Lampung yakni tercatat sebesar 2,41% yang lebih rendah dari inflasi nasional yakni sebesar 3,24% yang artinya lebih baik.

Kepala Biro Perekonomian Lukmansyah menjelaskan, secara sektoral, penggerak ekonomi Lampung masih bertumpu pada 3 sektor utama yakni sektor pertanian, industri pengolahan serta sektor perdagangan. Baik perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan porsi masing-masing sebesar 31,16%, 19,43% dan 11,02%.

Lukmansyah mengingatkan potensi yang ada di Provinsi Lampung hanya akan menjadi sekadar potensi apabila masyarakat Lampung tidak mengetahui bagaimana cara memanfaatkannya. “Dengan adanya pertemuan ini semoga didapatkan ide-ide terobosan yang mampu membuat Provinsi Lampung membuat Iompatan jauh dalam mengejar pembangunan agar setara dengan provinsi maju lainnya," ujarnya. (Tampan)

Baca Juga: Pemprov Lampung Rolling 20 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Ini Daftar Namanya

Editor :