• Kamis, 18 April 2024

Berantas Pengaturan Skor, Petinggi PSSI Janji Kooperatif dengan Satgas Anti Mafia Bola

Minggu, 20 Januari 2019 - 22.30 WIB
30

Kupastuntas.co, Jakarta – Kepala Staf Ketua Umum PSSI sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Arema FC, Iwan Budianto, berjanji bakal bekerja sama dengan Satuan Tugas Anti Mafia Bola bentukan Badan Reserse Kriminal dari Kepolisian Republik Indonesia, untuk sama-sama memberantas pengaturan skor sepak bola.

Sebelumnya, polisi mengungkapkan Iwan berpotensi menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap penunjukan tuan rumah babak delapan besar Piala Soeratin 2009. Kala itu, Iwan yang menjabat sebagai Ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) disebut meminta uang sebesar Rp140 juta kepada manajer Perseba Super Bangkalan Imron Abdul Fattah agar ditunjuk menjadi tuan rumah babak 8 besar Piala Soeratin 2009.

Menanggapi hal tersebut, Iwan berkomentar singkat dan siap mengikuti proses hukum yang ada.

"Pokoknya saya itu orangnya taat hukum, saya menunggu proses. Saya ikuti prosesnya dan pasti kooperatif. Tapi saya tidak bisa ngomong dengan teman-teman media, karena apa yang saya sampaikan pasti itu adalah bagian dari substansi," kata dia usai kongres tahunan PSSI di Hotel Sofitel, Minggu (20/1/2019).

Untuk menyelesaikan persoalan pengaturan skor di Indonesia, PSSI juga membentuk Komite Ad Hoc Integrity. Pembentukan komite tersebut disahkan dalam kongres tahunan PSSI.

Iwan mengatakan Komite Ad Hoc Intergrity itu nanti akan berbuat banyak hal kepada pihak luar, dan sudah diputuskan anggotanya bukan dari Exco.

"Maka kami memilih dari keluarga sepak bola PSSI, ada beberapa nama yang diusulkan akhirnya Pak Ahmad Riyadh lah yang terpilih. Beliau pengacara dan punya komunikasi bagus ke pihak kepolisian, demikian juga reputasi beliau yang menurut kami bagus. Tapi beliau harus diperkuat oleh seseorang untuk berkomunikasi dengan pihak internasional entah itu interpol atau AFC, maka pilihannya jatuh kepada Pak Azwan Karim," ucap Iwan.

Menurut Iwan Budianto anggota Komited Ad Hoc Integrity bisa diisi tiga hingga lima orang. Dalam dua pekan ke depan komite ini diharapkan bisa mengusulkan nama-nama calon anggota kepada Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

"Exco mungkin nanti akan melakukan semacam fit and proper test begitu, lalu nanti diputuskan [anggota Komite Exco]," ucap Iwan.

Selain itu, Iwan juga menanggapi keputusan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Jabatan tersebut kini diemban Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono sebagai pelaksana tugas.

"Ya mau tidak mau harus siap (PSSI tidak lagi dipimpin Edy), sementara kami tahu tantangan mendatang berat. Harus sinergi dengan banyak pihak terkait isu-isu yang berkembang belakangan ini, dan itu pasti hal yang tidak mudah dan menyita waktu. Tapi ya apa boleh buat, ini amanah," ujar Iwan. (CNN)

Editor :